Startup pendidikan atau edtech Cakap mencatat pendapatan tumbuh dua kali lipat pada kuartal dua tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (YoY). 

“Cakap menunjukkan kinerja yang baik di kuartal kedua 2023, dimana semua segmen mengalami peningkatan serta membukukan EBITDA positif,” kata Chief Financial Officer Cakap Jonathan Dharmasoeka dalam keterangan pers, Kamis (24/8).

Perusahaan mengatakan hasil positif ini diraih secara berturut-turut sejak 2020. Menurutnya, hasil ini membawa perusahaan untuk mencapai target tahunan

Cakap memiliki tiga pilar usaha yang terdiri dari bahasa, upskill dan bisnis. Hingga saat ini, pilar bahasa masih memberi sumbangsih terbesar bagi perusahaan dengan peningkatan persentase siswa di Bahasa Jepang, Korea dan Mandarin. Peminat Bahasa Korea bahkan telah melampaui peminat Bahasa Mandarin dalam enam bulan terakhir.

Seiring berakhirnya pandemi Covid-19, Cakap menerapkan sejumlah strategi bisnis pada semester dua tahun ini. Adapun, strategi diselaraskan dengan hasil penelitian World Bank mengenai masa kehilangan pembelajaran bahasa di kalangan siswa sekolah dasar Indonesia hingga 10,8 bulan.

Dari data tersebut, perusahaan yakin bahwa sistem pembelajaran bauran antara online dan offline atau blended learning akan menjadi tren yang diminati.  Perusahaan juga berencana untuk terus berekspansi melalui penyediaan fasilitas belajar tatap muka di sejumlah kota besar tanah air.

Untuk mewujudkan strategi tersebut, Cakap meluncurkan Cakap Kids Academy. Program itu merupakan sebuah inisiatif yang mempertemukan pembelajaran bahasa tatap muka yang dilengkapi fasilitas belajar. Tujuannya untuk meningkatkan soft skill, keterampilan motorik, dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak usia 4-12 tahun. 

Selain itu, edtech berstatus centaur ini juga baru saja meluncurkan Cakap English Standardized Test (CEST), sistem tes Bahasa Inggris hasil kurasi dan dikembangkan oleh tim kurikulum Cakap. Jonathan menjelaskan CEST adalah tes Bahasa Inggris yang setara dengan tes standar internasional seperti TOEFL. 

“Sudah terdapat 14 institusi dengan setidaknya 5.000 siswa telah dijadwalkan untuk tes menggunakan CEST.” katanya.

CEST hadir dengan menawarkan sejumlah keunggulan, yakni:

  1. Bisa dilakukan dimana saja dengan perangkat sendiri, namun dengan validitas yang tetap terjaga karena sistem pengawasan dilakukan oleh perpaduan manusia dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
  2. Fleksibilitas waktu
  3. Biaya yang lebih terjangkau
  4. Hasil yang lebih cepat.

    Berdasarkan laporan dari lembaga global Euromonitor, industri pendidikan Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh. Laporan ini juga menunjukkan bahwa omzet pasar pendidikan Indonesia akan mencapai US$ 58,9 miliar atau sekitar Rp 898 triliun.

Omzet diperkirakan tumbuh sekitar 8% CAGR (2021-2026), dengan jenis pendidikan bagi usia dewasa dan lainnya (vokasi) menunjukkan pertumbuhan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa bidang pendidikan masih menarik dari segi bisnis.

Awal tahun ini, Cakap menerima pendanaan dari MDI ventures dan Heritas Capital. Pendanaan seri C1 tersebut memberikan Cakap valuasi lebih dari US$ 100 juta.

Secara statistik hingga semester satu 2023, total kumulatif siswa Cakap mencapai empat juta, dengan rating aplikasi yang tinggi di angka 4,9 (App store) dan 4,8 (Play Store).  Hingga saat ini, Cakap telah memberdayakan lebih dari 2.000 guru dan pembelajarannya melayani seluruh 38 provinsi di Indonesia. 

Reporter: Lenny Septiani