Gojek dan Grab mengurangi ‘bakar uang’ termasuk diskon untuk konsumen dan bonus bagi mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol. Grab mencatatkan kenaikan transaksi, sedangkan Gojek turun.
Grab mengurangi diskon dan insentif selama kuartal II sebagai berikut:
- Insentif atau bonus kepada mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol turun 17% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,7 miliar
- Insentif atau diskon untuk konsumen turun 21% menjadi US$ 245 juta atau sekitar Rp 3,7 miliar
Meski begitu, Grab mencatatkan kenaikan nilai transaksi bruto atau Gross Merchandise Value (GMV) menjadi US$ 5,2 miliar selama kuartal II. Rinciannya sebagai berikut:
- Berbagi tumpangan alias ride hailing seperti ojek online atau ojol dan taksi online naik 28% menjadi US$ 1,32 miliar
- Pengiriman barang dan GrabFood naik 4% menjadi US$ 2,6 miliar
- Layanan keuangan turun 13% menjadi US$ 1,3 miliar
- Bisnis dan inisiatif baru turun 3% menjadi US$ 50 juta
Transaksi pengguna per bulan alias Monthly Transacting User (MTU) juga meningkat 7% menjadi 34,9 juta. Begitu pun GMV per MTU turun 3% menjadi US$ 150.
Peningkatan nilai transaksi diikuti oleh kenaikan pendapatan 77% menjadi US$ 567 juta, yang terdiri dari:
- Berbagi tumpangan naik 29% menjadi US$ 208 juta
- Pengiriman barang dan pesan-antar makanan GrabFood naik 118% menjadi US$ 292 juta
- Layanan keuangan naik 223% menjadi US$ 40 juta
- Bisnis dan inisiatif baru naik 95% menjadi US$ 27 juta
Co-Founder sekaligus CEO Grup Grab Anthony Tan mengatakan, pendapatan dan GMV layanan taksi dan ojek online alias ojol naik, karena ada peningkatan jumlah mitra pengemudi. “Ini memungkinkan kami menangkap pemulihan permintaan ride-hailing pariwisata, dan pertumbuhan permintaan domestik,” demikian dikutip dari laporan keuangan, pekan lalu (23/8).
Selama kuartal II, jumlah pengemudi taksi dan ojek online alias ojol yang aktif di Grab secara bulanan meningkat 10% yoy dan 3% dibandingkan kuartal sebelumnya atau qtoq. Hal ini karena:
- Grab meluncurkan layanan mobilitas car-pooling di Malaysia dan Indonesia sebagai upaya meningkatkan keterjangkauan layanan
- Meluncurkan aplikasi MOVE IT untuk layanan ojek online atau ojol, yang disempurnakan di Filipina
Pendapatan per jam transit mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol Grab meningkat 9% yoy dan 4% qtoq.
Transaksi Gojek Turun
Gojek mengurangi anggaran insentif dan pemasaran produk, termasuk diskon, 35% selama kuartal II. Ini setara dengan penghematan Rp 1 triliun dalam tiga bulan.
Namun Gojek mencatatkan penurunan GTV turun 8,6% menjadi Rp 13,24 triliun. “Ini karena rasionalisasi insentif untuk konsumen profitabel,” kata Gojek dalam laporan keuangan GoTo Gojek Tokopedia, dua pekan lalu (15/8).
Penurunan transaksi juga dipengaruhi oleh tingginya jumlah hari libur umum di Indonesia selama kuartal II atau April - Juni. Hal ini kemudian berdampak pada layanan mobilitas dan pesan-antar makanan.
Meski begitu, pengurangan diskon dan promosi berpengaruh terhadap margin kontribusi positif yang naik 853 basis poin yoy menjadi 4,7% terhadap total transaksi alias GTV. Hal ini juga berpengaruh terhadap perbaikan kinerja keuangan.
Rincian kinerja keuangan Gojek selama kuartal II I sebagai berikut:
- Rugi bersih turun 56% menjadi Rp 3,31 triliun
- Pendapatan bersih naik 87% menjadi Rp 3,6 triliun
- Pendapatan bruto naik yang terdiri dari:
- Gojek, termasuk layanan taksi dan ojek online alias ojol hingga GoFood naik 3,5% menjadi Rp 2,9 triliun
- Tokopedia naik 8,5% menjadi Rp 2,2 triliun
- GoTo Financial 2% menjadi Rp 399 miliar
- Logistik naik 10% menjadi Rp 562 miliar
- Laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan naik 72% menjadi negatif Rp 1,2 triliun, yang terdiri dari:
- Gojek naik 89% dari minus Rp 1,44 triliun menjadi negatif Rp 164 miliar
- Tokopedia naik 86% dari minus Rp 1,63 triliun menjadi negatif Rp 229 miliar
- GoTo Financial naik 45% dari minus Rp 928 miliar menjadi negatif Rp 508 miliar
- Logistik naik 62% dari minus Rp 250 miliar menjadi negatif Rp 90 miliar
- GTV turun 5% menjadi Rp 143,7 triliun, yang terdiri atas:
- Gojek turun 8,6% menjadi Rp 13,24 triliun
- Tokopedia turun 13% menjadi Rp 58,7 triliun
- GoTo Financial naik 4% menjadi Rp 90,5 triliun
Sementara kinerja Gojek selama Semester I atau Januari – Juni, yaitu:
- Pendapatan bruto naik 8% dari Rp 5,5 triliun menjadi Rp 5,9 triliun
- GTV turun 7% dari Rp 28,9 triliun menjadi Rp 27 triliun
- Margin kontribusi membaik dari negatif Rp 1,3 triliun menjadi positif Rp 1,14 triliun
- EBITDA yang disesuaikan naik 87% dari negatif Rp 3,1 triliun menjadi minus Rp 410 miliar