Aktris sekaligus pengusaha Luna Maya menjadi investor startup penyedia jasa dan layanan pengelolaan sampah Waste4Change sejak Februari 2023. Luna Maya menceritakan awal mula dia memutuskan sebagai investor startup tersebut saat menjadi pembicara Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023.
Sebelum memutuskan menanamkan investasi di Waste4Change, Luna merupakan klien untuk layanan Personal Waste Management Waste4Change atau jasa angkut sampah langsung dari rumah. Dia memilih Waste4Change agar sampah dari rumahnya benar-benar dikelola dengan optimal.
"Berawal dari kegelisahan, masalah sampah merupakan tanggung jawab saya. Percuma kuatir tapi enggak ada aksi," kata Luna maya dalam acara Katadata SAFE 2023 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9).
Kemudian, seiring waktu Luna gelisah dengan pengelolaan sampah nasional yang masih buruk. Dia pun memutuskan untuk turut andil dalam menyelesaikan persoalan dengan menjadi investor pada layanan tersebut. "Saya mau turut andil dalam masalah sampah,” kata Luna.
Waste4change merupakan layanan penyedia jasa yang bertujuan untuk mengambil sampah dari rumah klien secara langsung. Sampah klien kemudian diangkut, dipilah dan diproses untuk meningkatkan daur ulangnya.
Waste4Change ini mendapat pendanaan dari Agaeti Ventures bersama East Ventures dan SMDV dengan nilai yang tidak disebutkan pada 2020.
Luna menegaskan, isu masalah sampah merupakan urusan bersama. Ia meminta pemerintah dan korporasi harus terlibat satu sama lain, bahkan ekonomi sirkular harus diterapkan sejak dini. “Perlu kolaborasi dari pemerintah, korporasi, dan masyarakat, harus bisa terlibat satu sama lain. Regulasi perlu diperjelas, ekonomi sirkular harus diterapkan,” kata Luna Maya.
Kegelisahan Luna ini beralasan. Indonesia adalah negara penghasil sampah terbesar ke-5 di dunia pada 2020. Hal ini tercatat dalam laporan Bank Dunia yang bertajuk The Atlas of Sustainable Development Goals 2023.
Menurut laporan tersebut, pada 2020 Indonesia memproduksi sekitar 65,2 juta ton sampah. Berikut daftar 10 negara penghasil sampah terbesar di dunia:
Wakili Waste4Change, Luna Teken MoU dengan Katadata
Luna Maya mewakili Waste4Change menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan PT Katadata Indonesia, hari ini. Kedua organisasi bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dalam penanganan sampah di Indonesia.
Luna Maya menuturkan kerja sama ini untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Luna mengatakan kesadaran sampah di indonesia masih kurang sehingga perlu kerja sama yang menumbuhkan kesadaran.
"Saya mau turut andil dalam menangani masalah sampah. Semoga dengan kerja sama ini, masyarakat bisa lebih peduli soal sampah,” kata Luna.
Co-Founder Katadata Indonesia, Metta Dharmasaputra mengatakan kolaborasi Waste4change dengan Katadata Green, kanal media di bawah Katadata Indonesia, untuk menjalankan gerakan Indonesia bebas sampah. Rencananya, lanjut Metta, kerja sama ini akan menjalankan program selama setahun, termasuk edukasi dan sosialisasi tentang pengelolaan sampah hingga ekonomi sirkular.
Metta mengatakan, program tersebut di antaranya edukasi dan sosialisasi kepada publik terkait pentingnya mengelola sampah yang baik sekaligus isu ekonomi sirkular. Kolaborasi ini akan menjalankan bebagai event demi meningkatkan kesadaran masyarakat terakit pengelolaan sampah.
Ia juga menyebut, Waste4change dan Katadata Green akan menjalankan sejumlah riset. Namun, hal tersebut mulai diumumkan satu atau dua bulan mendatang. “Akan memformulasikan bagaimana daerah dan sektor swasta meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah mereka dan penerapan sirkular ekonomi ke depan,” kata Metta.
Waste4Change merupakan startup pengolahan limbah yang didirikan pada 2014. Awalnya startup ini mengolah limbah di satu gedung kantor saja. Hingga kini, Waste4Change telah menggaet 2000 klien.
Waste4Change juga telah mengolah 9 juta kilogram sampah di Indonesia. Waste4Change mendapatkan pendanaan dari tiga investor yakni Agaeti, East Ventures, SMDV pada 2020. Dikutip dari DealStreetAsia, besaran investasinya disebut-sebut mencapai US$ 3 juta atau sekitar Rp 42,7 miliar.