Startup yang berbasis di Singapura NalaGenetics dan perusahaan modal ventura East Ventures mendukung program Biomedical and Genome Science Initiatives atau BGSi yang digagas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
BGSi adalah inovasi kesehatan berbasis teknologi genomik, yakni mengandalkan informasi genetik atau genom manusia maupun patogen untuk percepatan implementasi kedokteran presisi dan menentukan pengobatan yang lebih tepat bagi pasien.
Sementara NalaGenetics merupakan perusahaan bioteknologi yang berfokus pada pengobatan, diet, dan skrining yang dipersonalisasi.
NalaGenetics akan bekerja sama dengan BGSi terkait transfer ilmu dan keahlian dalam melakukan sequencing. Sekuensing DNA adalah proses penentuan urutan asam nukleat atau nukleotida pada DNA.
Co-Founder dan Chief Executive Officer NalaGenetics Levana Laksmicitra Sani berharap, kerja sama itu dapat menciptakan inovasi produk baru berbasis data genetik lokal dalam memanfaatkan potensi dari data genomik populasi Indonesia.
Startup Nalagenetics pernah terlibat salam pencegahan adverse drug reactions hingga kanker dan penyakit kompleks yang lain di Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan NalaGenetics, tes prediksi risiko kanker payudara pada populasi Indonesia dan Asia Tenggara, menunjukkan odds ratio enam kali lebih tinggi dibandingkan kompetitor global yang tidak menggunakan data regional.
Dengan adanya data genomik populasi Indonesia lewat program BGSi, berbagai tes genetik dengan akurasi lebih tinggi akan dapat dikembangkan.
“Melalui kolaborasi dengan BGSI dan East Ventures, kami optimistis proyek genomik ini dapat menjadi pendorong implementasi personalisasi kesehatan di Indonesia,” ujar Levana dalam keterangan pers, Kamis (19/10).
“Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari proyek ini dan bisa memberikan kontribusi tenaga ahli sekuensing dan bioinformatika untuk proyek genomik ini," Levana menambahkan.
Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan, perusahaan ingin mendukung ekosistem industri kesehatan di Indonesia. "Kami ingin sektor ini dapat diakses oleh semua orang, cost effective, dan penanganan tepat sasaran,” kata dia.
“Kami percaya kemitraan ini akan menjadi langkah signifikan dalam mewujudkan data entry genomik di Indonesia, guna membuka berbagai peluang kesehatan dari pengobatan preventif di Indonesia," Willson menambahkan.
Kemitraan East Ventures, NalaGenetics, dan Kemenkes bertujuan mempercepat perjalanan genomik di Indonesia. Rincian kontribusinya sebagai berikut:
- East Ventures menyediakan reagen dan bahan habis pakai alias consumables Rp 1.022.395.458. Barang-barang ini akan digunakan untuk proses sequencing.
- NalaGenetics bekerja sama dengan BGSi dalam hal transfer ilmu dan keahlian dalam melakukan sequencing.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya menambahkan, dukungan tersebut dapat menjadi dorongan kuat untuk Indonesia bisa memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat ke depan.
“Ketika ada minat dan partisipasi publik yang luas, hal ini memberikan sinyal kuat kepada pemerintah bahwa reformasi tersebut berjalan dengan baik,” kata Azhar. “Oleh karena itu, semakin inklusif pendekatan kami, semakin lancar pula jalan menuju perubahan dan kemajuan.”