Startup perikanan JALA meraih pendanaan putaran Seri A US$ 13,1 juta atau sekitar Rp 202,8 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh Intudo Ventures.
Investor lain yang partisipasi seperti Sinar Mas Digital Ventures (SMDV) dan investor lama Mirova dan Meloy Fund (Deliberate Capital).
Intudo Ventures Patrick Yip mengatakan, Indonesia sebagai produsen udang terbesar keempat di dunia, memainkan peran penting dalam rantai pasokan makanan laut global.
“Dengan terus berkembangnya industri udang di Indonesia, permintaan akan solusi budidaya modern juga meningkat,” kata Patrick dikutip dari KrASIA, Selasa (28/11).
Menurutnya, rangkaian solusi digital yang ditawarkan oleh JALA membantu para petambak menciptakan nilai ekonomi yang nyata, meningkatkan hasil panen, dan mengarah pada praktik budi daya yang lebih berkelanjutan.
Pada November 2021, JALA mengumpulkan investasi US$ 6 juta dari Meloy Fund asal Amerika Serikat, Real Tech Fund dari Jepang, dan Mirova dari Prancis. Investor lainnya yakni HATCH yang berbasis di Norwegia, Singapura, dan Hawaii, serta 500 Global yang beroperasi di Amerika Serikat dan Asia.
JALA yang didirikan pada 2016. Startup ini menawarkan solusi end-to-end untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi tambak udang.
“JALA membantu dalam mewujudkan keberlanjutan tambak udang di Indonesia dan dunia dengan terlibat langsung dalam proses budidaya hingga rantai suplai industri udang,” demikian dikutip dari laman resminya, Kamis (30/11).
Kemudahan bagi petambak yang ditawarkan perusahaan, yakni:
- Layanan yang terintegrasi dengan teknologi
- Penyediaan analisis budidaya
- Penyediaan sumber informasi terkini seputar akuakultur
“Petambak dapat meningkatkan hasil panen dengan bantuan teknologi, mitigasi risiko kegagalan, dan keberlanjutan budidaya,” kata JALA.
Perusahaan mencatatkan lebih dari 18.500 petambak terdaftar di JALA, lebih dari 7.500 jenis udang diperdagangkan, lebih dari 33 ribu kolam terdaftar, serta lebih dari 600 kolam berkelanjutan.