Kasus Covid-19 melonjak di Singapura dan Malaysia. Bagaimana startup perjalanan online alias online travel agent (OTA) Tiket.com memprediksi dampak terhadap bisnis, jika pasien terpapar virus corona kembali meroket di Asia Tenggara?
“Pengalaman kami menghadapi Covid-19 sebelumnya membuat kami lebih siap untuk menghadapi pandemi ke depan,” kata CEO Tiket.com George Hendrata diskusi bertajuk 'Populix Outlook Report: Indonesia Digital Economy in 2024' di Jakarta, Kamis (7/12).
Saat pandemi Covid-19 meroket pada 2020 – 2021, Tiket.com menjalankan beberapa strategi. Startup pariwisata ini menyediakan layanan staycation untuk konsumen yang ingin berlibur atau bekerja di hotel tanpa harus berinteraksi dengan banyak orang.
“Pemesanan kamar hotel meningkat dua kali lipat menjadi 7,2 juta setelah pandemi corona,” kata George.
Saat puncak pandemi Covid-19, tempat wisata ditutup. Tiket.com pun menyediakan layanan berwisata secara online atau live streaming.
“Layanan To Do Tiket.com pun naik dari 500 ribu menjadi lima juta tahun lalu. Naik 10 kali lipat. Kemudian ada konser Kpop, permintaan pun pulih,” ujar George.
Google, Temasek, dan Bain and Company bertajuk e-Conomy SEA 2023, nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) layanan wisata digital di Asia Tenggara diperkirakan naik 63% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi US$ 30 miliar.
Namun GMV itu masih di bawah level sebelum pandemi corona atau pada 2019 yakni US$ 32 miliar. Rinciannya sebagai berikut:
“Kapasitas penerbangan belum pulih. Jadwal penerbangan yang dulu ada, itu belum kembali ada. Kalau itu pulih, transaksi akan bertambah,” ujar George.
Akan tetapi, kasus Covid-19 kembali meningkat di Asia Tenggara. Jumlah kasus di Indonesia naik dari 65 selama 2 – 8 Oktober menjadi 151 pada 20 – 26 November. Satu orang meninggal dunia akibat virus corona bulan lalu.
Meski begitu, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar IDI Erlina Burhan menyampaikan, situasi rawat inap akibat Covid-19 masih tergolong rendah.
Kasus Covid-19 di Singapura dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Sementara itu, kasus Covid-19 di Malaysia naik dari 927 selama 2 - 8 Oktober menjadi hampir 4.000 pada November.
Dari 89 negara yang dilaporkan mengalami peningkatan kasus, beberapa di antaranya terjangkit varian EG.5. Total kasus Covid-19 dengan varian EG.5 di Amerika 24,8%, Kanada 12%, Cina 10%, Jepang 7% dan Korea Selatan 6%.