Transaksi Taksi dan Ojek Online Gojek Stagnan Selama Januari – Maret

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Shelter Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020). P
Penulis: Desy Setyowati
30/4/2024, 07.00 WIB

Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) Gojek tercatat stagnan selama Januari – Maret dibandingkan periode yang sama tahun lalu alias year on year (yoy). Meski begitu, pendapatan bruto melonjak.

GTV layanan Gojek Rp 13,9 triliun selama Kuartal I. Angka ini menghitung biaya tol dan tip kepada mitra pengemudi taksi dan ojek online.

Pendapatan bruto anak usaha GoTo Gojek Tokopedia tersebut tumbuh 12% yoy menjadi Rp 3,3 triliun, didorong oleh layanan nilai tambah atau value-added services.

Sementara itu, beban insentif dan pemasaran layanan taksi dan ojek online alias ojol Gojek menurun 38% yoy. Beban kas rutin tetap turun 17% yoy.

Pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA yang disesuaikan untuk layanan Gojek tercatat positif selama dua kuartal berturut-turut. Nilainya Rp 166 miliar atau 1,2% dari GTV pada kuartal pertama.

“GoTo akan terus berinvestasi pada bisnis On-Demand Services selaras dengan strategi,” kata Manajemen GoTo Gojek Tokopedia dalam siaran pers, Senin (29/4).

Investasi yang dimaksud mencakup perluasan basis pengguna dengan produk yang terjangkau, peningkatan kualitas produk, memperdalam pengeluaran pelanggan alias wallet share dengan penawaran, serta mendorong berbagai layanan nilai tambah seperti iklan.