William Tanuwijaya akan meninggalkan jabatannya sebagai komisaris PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Selanjutnya, sang pendiri Tokopedia ini akan menapaki babak baru perjalanan karir.
Mundurnya William dari GoTo kelak diresmikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan serta RUPS Luar Biasa pada Juni 2024. Demikian informasi yang terpampang dalam laman Bursa Efek Indonesia, Senin (20/5).
Sepanjang karirnya di dunia bisnis, William menorehkan segudang pencapaian. Tokopedia, salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, merupakan legacy dari pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara ini.
Pencapaian William lebih dari sekadar pengusaha perusahaan rintisan teknologi. Pria berusia 43 ini menjadi sosok inspiratif, khususnya bagi mereka yang hendak menapaki jalan wirausaha.
Sepak terjang William patut dijadikan panutan untuk memotivasi banyak orang. Pasalnya, karir cemerlangnya tidak dihiasi banyak privilese, mengingat ia bukan berasal dari keluarga kaya.
Ia pertama kali merantau ke Jakarta selepas lulus SMA. Kala itu, William hendak kuliah Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara.
Namun, memasuki tahun kedua perkuliahan, William mendapatkan ujian. Ayahnya yang sempat bekerja sebagai buruh pabrik jatuh sakit. Alhasil, dana yang semula dialokasikan untuk biaya kuliah William dialihkan untuk pengobatan ayahanda.
Demi melanjutkan kuliah, William mengambil kerja sampingan di warung internet (warnet). Berawal dari pengalaman menjadi penjaga warnet, ia menyadari bahwa ternyata dirinya memiliki minat besar terhadap bisnis internet.
Bersama dengan Leontinus Alpha Edison, kawannya semasa bekerja di Singnet Pratama, William bercita-cita membangun bisnis dengan model marketplace alias lokapasar. Mereka membutuhkan waktu dua tahun untuk akhirnya meluncurkan Tokopedia pada 2009.
Di dalam perjalanan, William dan Leon sadar bahwa ternyata bisnis internet memiliki beragam tantangan. Keduanya sempat kesulitan merekrut talenta digital. Mereka sempat coba menawarkan lowongan melalui bursa lowongan kerja selama dua hari. Kenyataannya, tidak satupun surat lamaran masuk.
Tantangan lain yakni terkait permodalan. Tak mudah menemukan pemodal yang mau membiayai Tokopedia. Pasalnya, saat itu belum banyak investor yang percaya terhadap prospek bisnis teknologi.
Namun, William pantang menyerah dan terus berusaha dengan modal kepercayaan. Hingga akhirnya East Ventures menjadi investor pertama Tokopedia pada 2010.
Yang terjadi kemudian adalah kiprah Tokopedia yang mengukir catatan bersejarah. Perusahaan ini tumbuh menjadi salah satu e-commerce terbesar. Secara total terkumpul pendanaan dari delapan putaran sebesar USD2,5 miliar. Valuasi Tokopedia pada 2019 sempat mencapai USD7 miliar.
Pada saat yang sama, jumlah pengguna aktif Tokopedia per bulan mencapai 90 juta. Sedangkan, jumlah penjualnya mencapai 5 juta orang. Sebanyak 94 persen di antaranya adalah penjual ultra mikro.
Pada akhirnya, William mampu mengembangkan Tokopedia hingga menyandang status unicorn. Sebuah prestasi yang tentu luar biasa bagi seseorang yang tak memiliki latar belakang wirausaha.
Atas pencapaian itu, wajar jika William dihujani berbagai penghargaan bergengsi. Ernst & Young Indonesia menobatkannya sebagai Entrepreneur of The Year pada 2019. Setahun berselang, wajah William menjadi cover majalah Forbes Indonesia atas penghargaan Businessman of The Year.
Belum lagi Majalah Fortune Indonesia yang memasukkan nama William Tanuwijaya ke dalam deretan Businessperson of The Year pada 2021. William merengkuh apresiasi ini tak lama setelah kabar merger Tokopedia dengan Gojek.
Kini, Tokopedia berkembang di bawah kepemilikan GoTo dan TikTok. Pada awal 2024, Tiktok resmi mengakuisisi Tokopedia dengan nilai transaksi sebesar USD1,5 miliar setara lebih dari Rp23 triliun. Tiktok menjadi pengendali saham.
Aksi korporasi itu memungkinkan Tiktok Shop mengintegrasikan layanannya dengan Tokopedia. Jenama e-commerce dalam aplikasi video pendek itu lantas bernama Shop Tokopedia.
Mundurnya William dari GoTo terjadi tak lama usai perubahan kepemilikan Tokopedia tersebut. Hal ini sekaligus menandai dinamika bisnis dari Tokopedia yang dibangun olehnya.
Bagi William, membangun sebuah perusahaan bisnis perlu memiliki visi jangka panjang, dan lepas dari urusan personal.
Dia berkeyakinan bahwa perusahaan yang baik adalah yang mampu melebihi usia pendirinya, serta dapat tumbuh secara berkelanjutan. Sebab, perusahaan bukan kerajaan yang hanya akan berjalan karena raja yang mendirikannya.
Seperti universitas, perusahaan adalah organisasi yang mesti berorientasi untuk memberikan dampak. Di dalamnya praktiknya, perusahaan turut andil menciptakan kualitas sumber daya manusia yang terbaik.
Dus, sepanjang perjalanan bersama Tokopedia, William mengalami jatuh bangun. Kini, saatnya sang pendiri melanjutkan langkah. Mungkin kelak menciptakan “kampus” lainnya dengan dampak yang lebih signifikan.