Kata Investor soal Investasi Startup Anjlok: Imbas Perang dan Suku Bunga Amerika

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2018
Penulis: Ade Rosman
2/8/2024, 11.56 WIB

Investasi ke startup Indonesia anjlok 64% secara tahunan atau year on year (yoy) dari US$ 526 juta menjadi US$ 191 juta pada paruh pertama tahun ini, menurut laporan Tracxn. Investor menilai, ini karena perang Timur Tengah dan kebijakan suku bunga Amerika.

"Kondisi pasar saat ini terimbas perang, dan lainnya yang membuat investasi ke startup menurun,” kata Investment Analyst AC Ventures Madeline Rantung di Jakarta Pusat, Kamis (1/8).

Di tengah kondisi pasar saat ini, menurut dia investor semakin teliti memilah startup yang hanya mengejar valuasi dan keuntungan. Penanam modal juga memantau dan melihat alias wait and see kondisi pasar, sembari mengkaji strategi investasi baru.

“Sebenarnya kami melihat kondisi startup yang membaik semakin banyak,” Madeline menambahkan.

Pada kesempatan berbeda, Venture Partner Init-6 Rexi Christoper menyampaikan bahwa banyak investor yang wait and see meskipun uang untuk berinvestasi alias dry powder ada. Hal ini karena investor meninjau makroekonomi dan pemilu di Amerika Serikat.

“Pendanaan turun juga karena suku bunga Amerika masih ditahan di posisi tinggi, sehingga investor cari investasi yang lebih aman,” ujar Rexi dalam diskusi terbatas dengan media di Jakarta, Rabu (31/7).

Suku bunga acuan Amerika hampir 0% pada 2020, sehingga investor berinvestasi ke startup. “Kalau sekarang mereka ada opsi untuk investasi yang lebih menguntungkan,” Rexi menambahkan.

Meski begitu, ia mencatat investasi di Amerika dan India sudah membaik. Menurut dia, investor di Indonesia masih wait and see sebelum berinvestasi ke startup, salah satunya mengkaji regulasi pemerintahan baru.

“Industri yang besar seperti fintech misalnya, erat hubungannya dengan regulasi. Jadi mungkin wait and see,” kata dia.

Selain itu, investor semakin selektif berinvestasi ke startup. Init-6 misalnya, mengkaji startup yang akan disuntik modal dari sisi strategi untuk mencapai keuntungan.

Berdasarkan laporan Tracxn bertajuk ‘Geo Semi-Annual Report: Indonesia Tech H1 2024’, rincian investasi ke startup Indonesia selama semester pertama 2024, sebagai berikut:

• Investasi tahap benih atau seed stage: anjlok 42% dari US$ 45 juta menjadi US$ 26 juta
• Pendanaan tahap awal atau early stage: turun 24% menjadi US$ 113 juta
• Investasi tahap lanjutan alias late stage: turun 85% menjadi US$ 52,2 juta

Startup teknologi finansial atau fintech, terutama asuransi alias insurtech dan aplikasi untuk business to business (BtB) merupakan sektor dengan kinerja terbaik pada semester pertama tahun ini.

Akan tetapi, tidak ada satupun unicorn baru tahun ini. Pada periode yang sama tahun lalu, hanya tercipta satu startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.

Reporter: Ade Rosman, Desy Setyowati