Tak Ikut Demo dan Offbid, Driver Ojol Khawatir Order Fiktif dan Sweeping
Pengemudi ojek online alias ojol yang tidak ikut berdemo maupun mogok mengambil order atau off bid pada hari ini (29/8), khawatir dengan adanya order fiktif. Sebab biasanya driver yang berunjuk rasa mengetes pengemudi lain yang tidak berpartisipasi dengan cara order fiktif.
Order fiktif adalah membuat pesanan palsu ke aplikasi taksi dan ojek online alias ojol dan umumnya menggunakan metode pembayaran tunai. Tujuannya yakni merugikan pengemudi.
“Saya sebenarnya takut mengambil order. Takut dapat order fiktif, biasanya seperti itu saat ada demo ojol,” kata pengemudi ojek online Gojek Lisan saat Katadata.co.id memesan layanan pengantaran orang dari Jakarta Barat ke Jakarta Selatan, sekitar pukul 11.00 WIB atau satu jam sebelum demo digelar, Kamis (29/8).
Ia menyampaikan, dirinya sengaja tidak menggunakan atribut ojek online alias ojol Gojek agar tidak terkena sweeping. Sweeping yang dimaksud yakni diminta berhenti dan mengikuti aksi, meski sedang mengantar penumpang, makanan ataupun barang.
Sepanjang perjalanan melewati jalan panjang dari Jakarta Barat ke kawasan Blok M, Jakarta Selatan berjarak 16,7 kilometer atau km, Katadata.co.id melihat sekitar 10 pengemudi ojek online alias ojol yang mengenakan atribut.
Meski begitu, belasan pengemudi ojol terlihat beroperasi tanpa memakai baju khusus, hanya menggunakan helm bertulisakan nama aplikator.
Dari yang terlihat, ada yang mengambil order pengantaran penumpang dan barang. Sepanjang perjalanan, terpantau tidak ada sweeping.
Akan tetapi, jalan panjang, Jakarta Barat, yang dilalui memang bukan rute demo ojol. Sekitar 2.500 pengemudi ojek online dan kurir berencana menggelar demo di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika alias Kominfo, Jakarta Pusat pada Kamis siang (29/8) pukul 13.00 WIB.
Pengemudi ojek online Grab Deni mengenakan atribut dan masih mengambil order, karena membutuhkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan harian. Selain itu, ada yang tidak memakai atribut sebagai bentuk solidaritas.
Pengemudi ojek online alias ojol dan kurir yang akan berdemo tergabung dalam Koalisi Ojol Nasional atau KON. Kelompok lainnya seperti Asosiasi Driver Online atau ADO turut mendukung.
"Rencana digelar di Kominfo mulai jam satu siang. Ada sekitar 2.500 orang," kata Ketua Divisi Hukum KON Rahman kepada Katadata.co.id, Rabu (28/8).
Ia pun memerinci daftar tuntutan pengemudi ojol dalam demo besok di depan kantor Kominfo, sebagai berikut:
- Revisi dan penambahan pasal Permenkominfo Nomor 1 Tahun 2012 tentang formula tarif layanan pos komersil untuk mitra ojek online dan kurir online di Indonesia
- Kominfo wajib mengevaluasi dan mengawasi segala bentuk kegiatan bisnis dan program aplikator yang dianggap mengandung unsur ketidakadilan terhadap mitra pengemudi ojek online dan kurir online di Indonesia
- Hapus Program Layanan Tarif Hemat untuk pengantaran barang dan makanan pada semua aplikator yang dinilai tidak manusiawi dan memberikan rasa ketidakadilan terhadap mitra driver ojek online dan kurir online
- Penyeragaman Tarif layanan pengantaran barang dan makanan di semua aplikator
- Tolak Promosi Aplikator yang dibebankan kepada pendapatan mitra driver
- Melegalkan ojek online di Indonesia dengan membuat Surat Keputusan Bersama alias SKB beberapa Kementerian terkait yang membawahi ojol sebagai angkutan sewa khusus
“Kemungkinan driver ojek online dari luar Jabodetabek ikut,” kata Ketua Umum ADO Taha Syafariel kepada Katadata.co.id, Rabu (28/8).
Pria yang akrab disapa Ariel itu menyampaikan, teknis di lapangan dapat berubah tergantung arahan kepolisian.
Ariel mengatakan, mayoritas pengemudi ojek online alias ojol dan kurir protes terhadap regulasi pengiriman makanan dan barang. Para pengemudi ojek online atau ojol menilai, program yang dibuat oleh aplikator seperti Gojek, Grab, ShopeeFood, Maxim, inDrive berfokus pada perang tarif.
Alhasil, mitra pengemudi ojek online alias ojol mau tidak mau mengikuti besaran tarif yang semakin kecil. “Ini sudah di bawah ambang batas kelayakan dan biaya operasional kendaraan,” kata Ariel.
Sekretaris Jenderal Perkumpulan Armada Sewa Indonesia atau PAS INDONESIA Wiwit Sudarsono membenarkan kabar akan ada demo pengemudi ojek online alias ojol. “Ojol yang bergabung di KON akan melaksanakan aksi off bid,” kata dia kepada Katadata.co.id.
Off bid yakni tidak menerima pesanan konsumen lewat aplikasi.
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua atau Garda Igun Wicaksono menyampaikan, informasi yang ia peroleh, jumlah pengemudi ojek online alias ojol yang akan berdemo sekitar 500 – 1.000 dari berbagai komunitas di Jabodetabek.
Menurut dia, salah satu tuntutan yang akan disampaikan oleh pengemudi ojol besok yakni status hukum ojek online. Mereka mendorong adanya Undang-undang atau UU tentang layanan ojek online.
“Dengan belum adanya legal standing bagi para pengemudi ojol maka perusahaan aplikasi bisa berbuat sewenang-wenang tanpa dapat diberikan sanksi tegas oleh pemerintah,” kata Igun kepada Katadata.co.id.