Transaksi Gojek hingga Grab Diramal Rp 142 Triliun karena Tarif Ojol Naik

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/foc.
Sejumlah pengemudi ojek online melakukan unjuk rasa menuntut penyesuaian tarif di ruas Jalan Jendral Sudirman, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (3/10/2023).
Penulis: Amelia Yesidora
13/11/2024, 17.03 WIB

Nilai transaksi berbagi tumpangan atau ride hailing seperti taksi dan ojek online alias ojol diperkirakan naik 13% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 9 miliar atau Rp 142 triliun (kurs Rp 15.732 per US$) tahun ini. Perusahaan yang bergerak di bidang ini seperti Gojek, Grab, Maxim dan inDrive.

Google, Temasek, dan Bain and Company dalam laporan bertajuk ‘e-Conomy SEA 2024’ menyampaikan peningkatan transaksi taksi dan ojek online alias ojol tersebut disebabkan oleh kenaikan tarif layanan dan bertambahnya jumlah pengemudi.

“Saya tidak tahu kalian di sini merasa hal yang sama atau tidak? Tetapi harga layanan taksi dan ojek online alias ojol naik sedikit,” ujar Partner Bain and Company Aadarsh Baijal di Kantor Google, Jakarta, Rabu (13/11).

Aadarsh menyampaikan perusahaan seperti Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive masih berkompetisi terkait harga, namun tarif taksi dan ojek online alias ojol pada umumnya naik sedikit.

Hal itu karena perusahaan mengurangi ‘bakar uang’, sehingga tarif taksi dan ojek online alias ojol mulai normal.

Jumlah pengemudi Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive juga menjadi faktor pendorong transaksi.

“Dalam jangka pendek, kedua faktor itu sebenarnya membantu kebangkitan sektor ini. Jumlah pengemudi yang cukup, bisa melayani permintaan besar dan karena keadaan membaik, harga kembali naik,” katanya.

Proyeksi transaksi layanan taksi dan ojek online alias ojol sebagai berikut:

  • 2022: US$ 8 miliar
  • 2023: US$ 7 miliar
  • 2024: US$ 9 miliar
  • 2030: US$ 20 miliar

Dalam laporan keuangan kuartal III, Grab memberikan insentif berupa bonus kepada mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol US$ 187 juta atau naik 14% yoy. Biaya promosi kepada konsumen juga naik 27% menjadi US$ 275 juta.

Meski begitu, porsi insentif untuk layanan on-demand turun dari 10,1% menjadi 9,8% terhadap total transaksi bruto atau GMV.

GoTo Gojek Tokopedia juga mengurangi beban penjualan, meski tidak memerinci angkanya.

Reporter: Amelia Yesidora