Akan Dilarang Pakai BBM Subsidi, Berapa Pengeluaran Driver Ojol Beli Bensin?

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Sejumlah pengemudi  ojek daring menunggu penumpang di Jalan Raya Margonda, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (20/3/2024).
Penulis: Desy Setyowati
29/11/2024, 10.33 WIB

Pemerintah berencana melarang pengemudi taksi dan ojek online alias ojol menggunakan Bahan Bakar Minyak alias BBM subsidi. Berapa pengeluaran driver transportasi online untuk membeli bensin?

Pengemudi ojek online Maxim Suwandi mengeluarkan Rp 45 ribu – Rp 50 ribu untuk membeli BBM per hari. Ini dengan jalur operasional dari rumah di Bogor ke Jakarta hingga Bekasi.

“Itu pakai Pertalite, yang anehnya di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU terkadang habis. Jadi, akan terasa sekali dampaknya kalau pengemudi ojol tidak diperbolehkan membeli BBM subsidi,” kata Suwandi kepada Katadata.co.id, Jumat (29/11).

Belum lagi, ia harus berkeliling dan menghabiskan lebih banyak BBM untuk mencari wilayah yang ramai permintaan. Sementara pendapatannya dari Maxim sekitar Rp 50 ribu – Rp 100 ribu per hari.

“Pemakai Maxim masih sedikit. Tetapi daftarnya mudah, jadi saya bisa lolos verifikasi. Dengan adanya masalah ini, tentu akan berdampak sekali,” ujar dia.

Ia berharap pengemudi ojek online disamakan dengan UMKM yang membutuhkan subsidi. Suwandi juga meminta status ojol bisa diubah menjadi angkutan umum.

Ketua Umum Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua atau Garda Igun Wicaksono menyampaikan pengeluaran pengemudi ojek online alias ojol untuk BBM mencapai 50% - 60% dari total. Selain itu, driver ojol dikenakan biaya aplikasi oleh aplikator seperti Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive.

“Bahlil harus lihat dilapangan. Jangankan untuk membeli bensin nonsubsidi, terkadang untuk mengisi bensin subsidi saja, pengemudi ojol ini harus menukar dengan rasa lapar dijalanan agar sepeda motornya tetap bisa beroperasi,” kata Igun kepada Katadata.co.id.

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Armada Sewa Indonesia atau PAS INDONESIA Wiwit Sudarsono menyampaikan pengemudi ojek online mengonsumsi BBM tiga sampai lima liter per hari.

Ia khawatir jumlah pengangguran akan bertambah, karena pengemudi ojek online akan kesulitan beroperasi di tengah meningkatnya pengeluaran dan potensi penurunan permintaan karena tarif ojol naik.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Driver Online atau ADO Taha Syafariel menyampaikan pengeluaran pengemudi taksi online untuk BBM minimal 20 liter dan ojek online empat sampai lima liter per hari.

“Sekarang saja sudah banyak demo mengenai tarif ojek online dan pendapatan yang terus menurun. Apalagi jika tidak mendapatkan BBM bersubsidi,” kata pria yang akrab disapa Ariel itu kepada Katadata.co.id.

Reporter: Desy Setyowati, Kamila Meilina