Grab Pertemukan 5 Startup AI dan Pengelola Sampah dengan Investor

Grab
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi
Penulis: Kamila Meilina
14/8/2025, 10.17 WIB

Grab mengumumkan lima startup yang terpilih, dari 180 pendaftar, dalam program akselerator Grab Ventures Velocity (GVV) Batch 8. Kelimanya akan dipertemukan dengan investor.

“Di tengah tantangan yang dihadapi ekosistem startup seperti penurunan pendanaan dan tekanan ekonomi makro sejak tech winter 2022, melalui GVV, Grab berkomitmen untuk memperkuat ekosistem startup lokal yang adaptif, berkelanjutan, dan siap scale-up,” kata Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dikutip dari siaran pers, Rabu (13/8). 

Kelima startup terpilih memiliki kesempatan untuk menjalani program intensif, serta peluang untuk melakukan presentasi untuk calon investor dan mitra strategis. 

Berikut daftar lima startup finalis Grab Ventures Velocity (GVV) Batch 8:

  • CASION

Startup Indonesia di bidang EV charging network yang menyediakan layanan pengisian kendaraan listrik cepat dan beroperasi 24 jam. Lewat aplikasi, pengguna bisa menemukan lokasi stasiun, memantau status pengisian, dan melakukan pembayaran.

  • Jejakin

Climate-tech startup yang membantu individu dan organisasi memahami maupin mengelola jejak karbon. Perusahaan rintisan ini menyediakan platform terintegrasi mulai dari perhitungan emisi, program penanaman pohon, monitoring, reporting hingga verisikasi (MRV) berbasis AI, satelit, dan IoT.

Startup ini berdiri pada 2020 dan telah bekerja sama dengan swasta, BUMN, dan pemerintah untuk mendorong aksi iklim terukur.

  • Liberty Society

Perusahaan sosial bersertifikat B Corp yang bergerak di bidang merchandise dan pengalaman B2B ramah lingkungan. Startup ini berfokus pada upcycling limbah menjadi produk atau kampanye yang mengedepankan keberlanjutan sekaligus memberdayakan perempuan dari kelompok marjinal.

  • Rekosistem

Perusahaan teknologi climate-tech yang mendorong penerapan ekonomi sirkular dalam rantai pasok sampah, mulai dari pengumpulan, pemilahan, pengolahan hingga pemrosesan.

Startup ini mengelola 5.500 ton sampah per bulan melalui 15 Reko Hub, 40 Reko Waste Station, dan lebih dari 600 lokasi mitra. Selain itu, sudah melayani lebih dari 90.000 rumah tangga dan 200 klien bisnis.

  • Sirsak

Startup B2B yang mengelola sampah kemasan pasca-konsumen, termasuk sampah bernilai rendah, yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan rintisan ini memiliki lebih dari 320 titik pengumpulan dan memanfaatkan digitalisasi untuk melibatkan berbagai pelaku dalam pengelolaan sampah.

Sirsak menargetkan pengelolaan 100 ribu fon sampah kemasan dan pemberian BPJS kepada 50.000 pekerja persampahan pada 2030.

Selama enam bulan, para finalis akan mendapat pendampingan intensif dari praktisi industri, integrasi ke ekosistem digital Grab, pelaksanaan pilot project, serta peluang presentasi kepada investor dan mitra strategis

Laporan Outlook Ekonomi Digital 2025 yang dirilis oleh CELIOS mencatat bahwa investasi di sektor startup digital turun hingga 66% pada 2023, dipicu oleh ketidakpastian global yang berkepanjangan. 

Menurut Neneng, potensi startup Indonesia tetap menjanjikan. Selain perusahaan modal ventura, Neneng korporasi mulai berperan besar ke pendanaan startup yakni mencapai 34% terhadap total.

Ia menjelaskan GVV Batch 8 tak hanya menawarkan program akselerasi, tetapi juga akses ke ekosistem perbankan digital dan pembiayaan. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Kamila Meilina