Perusahaan di balik chatbot populer ChatGPT, OpenAI, resmi menyandang status sebagai startup termahal di dunia setelah valuasinya mencapai US$ 500 miliar atau sekitar Rp 8,3 kuadriliun (kurs Rp16.621 per US$).
Lonjakan valuasi ini terjadi setelah karyawan dan mantan karyawan OpenAI menjual saham senilai US$6,6 miliar kepada sejumlah investor global, menurut laporan Reuters, Kamis (2/10).
Dengan capaian ini, valuasi OpenAI meningkat tajam dari sebelumnya US$ 300 miliar atau Rp 4,9 kuadriliun. Hal ini disebut menegaskan pertumbuhan pesat perusahaan dalam jumlah pengguna maupun pendapatan.
Penjualan saham tersebut menarik sejumlah nama besar di dunia investasi, mulai dari Thrive Capital, SoftBank, Dragoneer Investment Group, Abu Dhabi’s MGX, hingga T. Rowe Price.
Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa OpenAI sebelumnya telah mengizinkan penjualan saham lebih dari US$ 10 miliar di pasar sekunder, sebab tingginya minat investor untuk memiliki saham perusahaan berbasis AI ini.
Kesepakatan ini juga menambah investasi SoftBank yang sebelumnya telah menyuntikkan dana dalam putaran pendanaan utama senilai US$40 miliar.
Tak hanya dari sisi valuasi, kinerja keuangan OpenAI juga terus melesat. Dalam paruh pertama 2025 saja, perusahaan berhasil meraup pendapatan sekitar US$4,3 miliar, naik 16% dibandingkan total pendapatan sepanjang 2024.