Hangry meraih pendanaan seri A US$ 10,5 juta atau Rp 174 miliar (kurs Rp 16.595 per US$), yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures. Startup kuliner ini pun bersiap ekspansi ke Malaysia.

Pendiri sekaligus CEO Hangry Abraham Viktor menyampaikan dana segar itu akan digunakan untuk memperluas jaringan operasional, memperkuat infrastruktur dapur, serta meningkatkan efisiensi produksi di seluruh gerai Hangry, termasuk ekspansi ke Malaysia. 

“Konsumen Indonesia kini menginginkan dua hal sekaligus kualitas dan keterjangkauan. Ini celah yang diisi oleh Hangry,” ujar Abraham dikutip dari siaran pers, Rabu (22/10). “Konsep restoran multi-brand virtual kami memungkinkan setiap pesanan disajikan dengan efisien tanpa mengorbankan harga maupun rasa.”

Startup yang berdiri pada 2019 itu kini memiliki 18 merek dan 117 gerai yang tersebar di berbagai wilayah. Pendanaan terbaru ini menjadi langkah bagi strategi pertumbuhan perusahaan untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di industri kuliner digital yang kian kompetitif.

Abraham melihat adanya perubahan signifikan dalam perilaku konsumen, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Mereka kini cenderung memilih merek lokal dengan kualitas setara jaringan internasional, namun dengan harga lebih terjangkau.

Di Indonesia, menu ayam menjadi kategori paling populer, mencakup lebih dari 20% dari total brand di platform pesan-antar. Tak heran, menurut dia 17 dari 18 brand yang dimiliki Hangry berfokus pada olahan ayam, mulai dari gaya lokal hingga internasional. 

Beberapa merek andalannya antara lain Moon Chicken, Ayam Mak Dura, dan Ayam Koplo, yang dikenal dengan rasa khas dan harga ramah di kantong.

Satu-satunya brand non-ayam, Dari Pada, berfokus pada kopi dan minuman, melengkapi portofolio Hangry untuk menjangkau lebih banyak segmen konsumen.

Hangry akan memperluas jaringan ke lebih banyak wilayah di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Startup kuliner ini juga akan merambah ke Malaysia, sebagai negara ekspansi pertamanya.

Di tengah kondisi ekonomi yang menekan daya beli masyarakat, Hangry berhasil mempertahankan relevansi dengan menawarkan menu comfort food berkualitas mulai dari US$ 1. Makanan seperti ayam goreng menjadi pilihan yang memberi rasa akrab sekaligus memenuhi kebutuhan praktis masyarakat urban.

Hangry mengoperasikan model dapur multi-brand yang dirancang untuk efisiensi tinggi. Setiap gerai mampu memproduksi lebih dari 1.000 porsi per hari, dengan alur kerja yang memungkinkan pengelolaan beberapa brand sekaligus. Sistem ini memastikan konsistensi rasa, efisiensi biaya, dan kapasitas produksi optimal.

Selain meningkatkan efisiensi, Hangry terus berinvestasi pada inovasi produk dan penyempurnaan resep di setiap brand untuk mempertahankan kualitas dan loyalitas konsumen.

“Hangry telah menunjukkan eksekusi yang luar biasa dalam membangun platform F&B yang efisien dan scalable,” kata Co-Founder sekaligus General Partner Alpha JWC Ventures Chandra Tjan. “Pemahaman mereka terhadap konsumen Indonesia menempatkan Hangry pada posisi yang kuat untuk melaju ke fase pertumbuhan berikutnya.”

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Kamila Meilina