Trump Perpanjang Izin Kerja Sama Beberapa Perusahaan AS dengan Huawei

123RF.com
Ilustrasi Huawei
Penulis: Desy Setyowati
11/3/2020, 16.37 WIB

Beberapa perusahaan AS mendapatkan lisensi untuk bekerja sama dengan Huawei, meskipun raksasa teknologi Tiongkok itu masuk daftar hitam (blacklist) perdagangan. Bahkan, Presiden AS Donald Trump memperpanjang izin tersebut.

Perusahaan yang sudah mendapat lisensi bisa melanjutkan kerja samanya dengan Huawei hingga 15 Mei nanti. Perpanjangan ini merupakan yang kelima kalinya.

Terakhir, Departemen Perdagangan AS memperpanjang lisensi sementara hingga 1 April. Salah satu korporasi yang diizinkan bekerja sama dengan Huawei yaitu Microsoft.

Lisensi diberikan karena Huawei masuk daftar hitam terkait perdagangan AS sejak tahun lalu. Departemen Perdagangan AS memberikan lisensi itu guna meminimalkan gangguan layanan bagi masyarakatnya.

Sebab, Huawei bekerja sama dengan beberapa operator AS menyediakan jaringan nirkabel di perdesaan. (Baca: Google Minta Izin AS untuk Rujuk dengan Huawei)

Departemen Perdagangan AS pun mengkaji dampak dari sanksi pemerintah AS terhadap Huawei. Lalu, berapa besar kerugian yang ditanggung perusahaan maupun konsumen jika tidak lagi bekerja sama dengan Huawei.

Google juga tengah mengajukan lisensi ke pemerintah AS, supaya bisa bekerja sama dengan Huawei. Dikutip dari TechRadar, Wakil Presiden Google Play dan Android Sameer Samat mengungkapkan kabar tersebut kepada media Jerman, Deutsche Presse-Agentur. Namun, ia tidak memerinci kapan keputusan itu diambil.

Keinginan untuk kembali bekerja sama itu disampaikan beberapa hari setelah Google memberi peringatan kepada pengguna Huawei. Google meminta konsumen untuk tidak mengunduh aplikasi YouTube hingga Gmail, lalu dikirim ke ponsel Huawei.

(Baca: Microsoft Kembali Dapat Izin Jual Perangkat Lunak ke Huawei)

Alasannya, ponsel pintar (smartphone) Huawei tak mendapat sertifikat resmi Google. Dengan begitu, aplikasi yang diunduh di ponsel tersebut tidak didukung layanan keamanan Google.

Pemerintah AS memberikan sanksi kepada Huawei karena dianggap melakukan spionase. Gedung Putih juga menerapkan hal serupa kepada perusahaan Tiongkok lainnya, yakni ZTE.

Presiden AS Donald Trump bahkan menyiapkan beberapa aturan lain yang bisa menghambat bisnis Huawei. Trump berencana membuat kebijakan agar pelanggan Huawei di perdesaan AS tidak menggunakan dana subsidi US$ 8,5 miliar untuk membeli peralatan atau layanan perusahaan asal Tiongkok tersebut.

(Baca: Trump Pertimbangkan Depak Huawei dari Sistem Layanan Perbankan AS)