Salah satu lulusan Apple Developer Academy di Indonesia membuat aplikasi yang memudahkan penyandang tunanetra berbelanja. Aplikasi itu diberi nama Teman Netra.
Salah satu pengembang aplikasi Teman Netra Savitri Nurhayati mengatakan, penyandang tunanetra seringkali kesulitan membeli produk makanan di pasar swaslayan. Karena itu, aplikasi ini dirancang untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi teks.
Aplikasi itu menggunakan kamera pada ponsel untuk membaca teks di kemasan produk. Lantas, aplikasi mengubah teks menjadi suara. Dengan begitu, pengguna bisa mengetahui informasi seputar produk.
"Aplikasi ini membantu mengidentifikasi, mengarahkan posisi, dan membaca teks yang ada pada produk," ujar Savitri di Tangerang, kemarin (14/1). Aplikasi ini sudah tersedia di App Store.
(Baca: Mahasiswi Yogyakarta Binaan Google Kembangkan Aplikasi bagi Difabel)
Aplikasi itu juga dirancang untuk membaca teks berukuran kecil. Dengan begitu, pengguna bisa memahami isi dari surat, brosur, menu restoran maupun nominal uang.
Apple Developer Academy pun telah meluluskan 194 siswa. Mereka membuat 36 aplikasi. Selain Teman Netra, aplikasi buatan lulusan akademi Apple di Indonesia yang menarik yaitu Qiroah.
Aplikasi Qoriah bertujuan mendukung metode belajar membaca Al-Quran secara tatap muka (talaqqi). Pengguna bisa mendengarkan frasa dan berlatih pengucapan ayat-ayat Al-Quran melalui aplikasi ini.
Bahkan, aplikasi bisa menanggapi pengucapan ayat Al-Quran oleh pengguna menggunakan teknologi mesin pembelajar (machine learning).
(Baca: Google Kembangkan Artificial Inteligence untuk Penyandang Disabilitas)
Ada juga aplikasi Leastric yang bisa mengawasi penggunaan listrik pengguna. Aplikasi ini bertujuan membantu pengguna berhemat listrik.
Selanjutnya, aplikasi Hearo untuk membantu komunitas yang memiliki kesulitan pendengaran. Aplikasi akan mengubah bahasa isyarat menjadi teks. Aplikasi ini juga dapat menerjemahkan tawa dan juga tepuk tangan.
"Pengguna menggunakan bahasa isyarat melalui kamera ketika video call, aplikasi akan membaca maksud tersebut dan menerjemahkannya dalam bentuk suara dan teks,” kata salah satu developer Hearo Kamilia Latifah.
Kemudian, lulusan akademi Apple ada yang membuat aplikasi Canting guna membantu pengguna menciptakan desain batik. Namun, aplikasi ini membutuhkan perangkat Apple pencil.
(Baca: Profil Angkie Yudistia, Tunarungu Yang Jadi Staf Khusus Jokowi )