Microsoft Kembali Dapat Izin Jual Perangkat Lunak ke Huawei

marketingland.com
Ilustrasi Microsoft.
26/11/2019, 08.56 WIB

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Microsoft mengaku kembali mendapat izin menjual perangkat lunaknya (software) ke Huawei. Padahal, perusahaan teknologi asal Tiongkok itu masuk dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan.

"Departemen Perdagangan AS telah memberikan Microsoft lisensi untuk mengekspor perangkat lunak pasar (secara) massal ke Huawei," kata Juru Bicara Microsoft kepada Bloomberg beberapa waktu lalu (22/11). Perusahaan mengatakan, izin itu didapat pada 20 November lalu.

Namun, perusahaan tidak menjelaskan maksud dari ‘pasar massal’. Hanya saja, Microsoft menjual beragam perangkat lunak ke Huawei, termasuk Windows dan Office.

(Baca: Laba Huawei Naik Meski Kena Sanksi AS, Samsung dan Apple Justru Turun)

Pekan ini, Departemen Perdagangan AS dikabarkan mulai memberikan lisensi kepada beberapa perusahaan yang memasok perangkat teknologi ke Huawei. "Kami mendapat 290-an permintaan untuk lisensi spesifik," kata Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross dalam wawancara dengan Fox Business Network beberapa waktu lalu (19/11).

Ross mengatakan, lembaganya tengah mengirimkan surat penolakan dan surat persetujuan kepada perusahaan-perusahaan yang mengajukan izin menjual perangkat ke Huawei.

Google termasuk yang belum menerima lisensi untuk bertransaksi dengan  Huawei. Karena itu, aplikasi Google seperti Chrome, Gmail dan lainnya tidak tersedia di ponsel Android produksi Huawei.

Pada Mei lalu, pemerintah AS menambahkan Huawei ke daftar entitas yang diblokir terkait perdagangan. Perusahaan asal Tiongkok itu dianggap melakukan aksi spionase siber di AS.

Presiden Donald Trump pun mengeluarkan instruksi presiden yang melarang teknologi dan layanan asing ikut terlibat dalam pengembangan infrastruktur 5G di negaranya. Juga melarang perusahaan AS menjual produk ke Huawei.

(Baca: Punya OS Hongmeng, Huawei Dilaporkan Tertarik Gunakan OS Rusia)

Google menilai, kebijakan Donald Trump memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam terkait perdagangan justru membahayakan Negeri Paman Sam. Sebab, Huawei tetap menjalankan bisnisnya dengan menggunakan Android versi modifikasi atau hibrid.

Langkah itu ditempuh Huawei karena tidak lagi bekerja sama dengan Google. Huawei saat ini tidak mendapat akses ke sistem operasi Android karena AS memasukkan perusahaan asal Tiongkok itu ke dalam daftar hitam.

Menurut Google, Android versi modifikasi yang dikembangkan Huawei lebih rentan untuk diretas. “AS berisiko menciptakan dua jenis sistem operasi Android, yakni versi asli dan hibrid. Yang hibrid cenderung memiliki lebih banyak bug dibanding milik Google, dengan demikian ponsel Huawei lebih berisiko diretas, tidak terkecuali oleh Tiongkok,” demikian kata salah seorang sumber di Google dikutip dari Financial Times, Juni lalu (7/6).

(Baca: Terkena Sanksi AS, Penjualan Huawei Malah Naik 23% di Semester I 2019)

Reporter: Cindy Mutia Annur