Grab Ungkap Siasat Hadapi Gojek di Asia Tenggara

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, Grab bike Station di Plaza Semanggi, Jakarta Pusat (12/8). Grab ungkap strategi bersaing dengan Gojek di regional.
Penulis: Desy Setyowati
8/10/2019, 15.55 WIB

Grab dan Gojek sama-sama menyasar pasar Asia Tenggara dan mengusung aplikasi super (superapp). Grab punya strategi tersendiri untuk bisa menggaet pasar dan bersaing dengan decacorn asal Indonesia itu.

Vice President of Marketing Grab Cheryl Goh mengatakan, persaingan adalah hal yang biasa dalam berbisnis. Untuk bisa bersaing, Grab memilih berfokus untuk menawarkan layanan yang berbeda dan kolaborasi.

Grab pun berfokus mengembangkan layanan lewat riset dan pengembangan (research and development/R&D). “Kami dapat membawa pengalaman kami di regional untuk diterapkan di pasar cakupan kami. Di saat yang sama, kami mengembangkan talenta,” kata dia di sela-sela acara Tech In Asia Conference di JCC, Jakarta, Selasa (8/10).

Selain itu, decacorn asal Singapura ini berfokus pada kolaborasi. Kerja sama ini bukan hanya dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), tetapi juga produk. “Kami berpikir untuk bekerja sama dengan lebih banyak mitra,” kata dia.

(Baca: Google: Potensi Pasar yang Diperebutkan Gojek dan Grab Rp 83,8 Triliun)

Dari sisi layanan, menurutnya potensi pasar pesan-antar makanan (food delivery) cukup besar. Karena pasarnya besar, Grab juga mengembangkan layanan restoran berbasis digital atau cloud kitchen.

Hanya, ia enggan berkomentar lebih jauh terkait strategi untuk menggaet pasar layanan pesan-antar makanan. Padahal, pasar ini mulai diincar Gojek di regional.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur