OVO Tanggapi Kabar Bakal Gabung DANA hingga Jadi Unicorn

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi OVO di acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center,  Jakarta (23/9). OVO tanggapi kabar bakal merger dengan DANA hingga jadi unicorn.
Penulis: Desy Setyowati
23/9/2019, 16.22 WIB

Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran PT Visionet Internasional (OVO) tengah digoyang isu merger dengan DANA dan akuisisi Bareksa. Menanggapi hal itu, OVO mengatakan bahwa perusahaannya fokus pada konsumen.

Director of Enterprise Payments OVO Harianto Gunawan enggan berkomentar banyak perihal kabar Grab bakal mengakuisisi DANA, dan kemudian digabung dengan perusahaannya. “Kami tidak bicara soal rumor,” katanya di sela-sela acara Fintech Summit 2019 di JCC, Jakarta, Senin (23/9).

Ia mengatakan, perusahaannya berfokus pada konsumen. Dia ingin layanannya digunakan sejak konsumen bangun tidur hingga kembali ke rumah. “Itu kami petakan satu-satu dan kami generate,” katanya.

Kalau pun ditanya perihal kemungkinan konsolidasi fintech pembayaran ke depan, menurutnya industri ini masih terlalu muda. Berbeda dengan perbankan yang sudah beroperasi sejak puluhan tahun lalu.

“Masih di tahap inovasi produk (industri fintech). Kami bukan bank yang sudah puluhan tahun. Kami masih baru. Kami lihat bagaimana perkembangannya,” kata dia.

(Baca: Kabar OVO Gabung dengan DANA, Menteri Kominfo Minta Ikuti Aturan)

Selain itu, ia menanggapi kabar mengakuisisi Bareksa. Isu itu muncul lantaran CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra rangkap jabatan menjadi Presiden Direktur OVO.

Harianto menegaskan bahwa hubungan OVO dengan Bareksa adalah kerja sama strategis. “Jadi OVO family bukan berarti akuisisi,” kata dia.

Kerja sama ini, kata dia, dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen akan produk keuangan dan edukasi. Kolaborasi dengan Bareksa diharapkan bisa meningkatkan layanan perusahaan.

Lagipula, ia menyampaikan bahwa OVO sudah memiliki layanan investasi. Ia mengatakan bahwa perusahaan bakal meluncurkan produk keuangan investasi lain dalam waktu dekat.

(Baca: Tanggapi Isu Diakuisisi OVO, Bareksa Sebut Tengah Menggalang Pendanaan)

Pada kesempatan itu, ia juga menanggapi kabar OVO sudah berstatus unicorn atau startup bervaluasi US$ 1 miliar. Ia menyatakan bahwa isu itu adalah spekulasi.

Padahal, pernyataan OVO sudah menjadi unicorn disampaikan oleh Johnny Widodo, saat masih menjabat sebagai Direktur. "I think already," kata dia dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV pada 31 Januari 2019 lalu. Kini, Johnny menjadi CEO BeliMobilGue.

Saat ini, OVO telah menggaet 500 ribu mitra yang sekitar 300 ribu di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Layanan OVO juga tersedia di 354 kota dan kabupaten di Indonesia.

Aplikasi OVO sudah diunduh 115 juta kali. Fintech pembayaran lokal ini mencatat, basis pengguna tumbuh 400% secara tahunan (year on year/yoy) sejak November 2017. Sedangkan transaksinya tumbuh 75 kali lipat.

OVO juga meluncurkan beberapa layanan baru, seperti OVO Paylater dan Talangan Siaga.  Untuk layanan cicilan atau OVO Paylater sudah tersedia di Tokopedia dan akan diluncurkan secara keseluruhan dalam waktu dekat.

(Baca: Dikabarkan Jadi Unicorn, OVO Fokus Tingkatkan Transaksi)

Reporter: Desy Setyowati