Patuhi Kominfo, Facebook Tangkal Konten Negatif dengan Teknologi Robot

ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville
Facebook telah menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menangkal konten negatif terkait eksploitasi anak dan ujaran kebencian.
29/8/2019, 15.22 WIB

Facebook mengatakan bahwa perusahaan telah patuh kepada imbauan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara agar platfrom media sosial miliknya menggunakan teknologi dalam menangkal konten-konten negatif terkait radikalisme dan terorisme.

Privacy and Public Policy Manager Facebook APAC Arianne Jimenez mengatakan bahwa Facebook telah menggunakan teknologi kcerdasan buatan (artificial intelligence/AI) atau robot, untuk mendeteksi dan menangkal 99% konten negatif yang beredar di platform-nya.

Namun, menurut Arianne, teknologi AI ini baru mampu menangkal konten-konten negatif terkait eksploitasi anak dan ujaran kebencian (hate speech). Sedangkan terkait konten radikalisme dan terorisme, dia mengatakan tidak dapat memberikan pernyataan.

(Baca: Kominfo Minta Facebook Dkk Pakai Teknologi untuk Tangkal Radikalisme)

"Lewat penggunaan AI, kami dapat mendeteksi konten-konten negatif secara cepat. Hal ini juga didorong oleh imbauan dari Pak Rudiantara yang menghimbau kami (platform media sosial) untuk menggunakan teknologi untuk mendeteksi konten-konten (negatif)," ujar Arianne kepada Katadata.co.id saat ditemui di kantor Facebook Indonesia, Kamis (29/8).

Arianne mengatakan bahwa Facebook memproses miliaran unggahan (posting) tiap harinya. Sehingga, menurutnya, mustahil apalabila perusahaan menyisir konten-konten negatif dari miliaran posting tersebut secara manual lewat pekerja manusia.

"Sistem (pemrosesan konten) ini dikerjakan secara otomatis oleh AI. Bahkan, mereka tidak harus melihat satu per satu dari unggahan tersebut di Facebook. Sekitar 99% gambar terkait eksploitasi anak terdeteksi melalui sistem AI," ujarnya.

Ia mengatakan, perusahaan optimistis dapat menangkal lebih banyak konten-konten negatif lewat teknologi AI tersebut, yang telah diaplikasikan secara global, tidak hanya di Indonesia dan Asia saja.

(Baca: Zuckerberg Siap Gabung Fitur Pesan di Instagram ke Facebook Messenger)

Sebelumnya, Menteri Kominfo Rudiantara meminta platform digital seperti Facebook, Twitter dan lainnya berpartisipasi menangkal konten terorisme dan radikalisme di Indonesia. Salah satunya, dengan mengadopsi teknologi.

Rudiantara menilai, Facebook dan lainnya bisa menerapkan kecerdasan buatan (AI) dan mesin pembelajar (machine learning) untuk menangkal konten negatif tersebut. Kedua teknologi itu, kata dia, dapat mendeteksi konten negatif yang beredar di masing-masing platform.

"Mereka harus tanggung jawab kalau ada penyebaran konten radikalisme dan terorisme. Platform harus ikut tanggung jawab," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (28/8).

Adapun dari sisi pemerintah, Kementerian Kominfo bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk meminimalkan penyebaran kedua jenis konten tersebut.

(Baca: Alasan Kominfo Perpanjang Pembatasan Internet di Papua)

Reporter: Cindy Mutia Annur