Pimpinan Gojek, yakni Nadiem Makarim dan Andre Soelistyo bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad, Senin (19/8). Pertemuan itu juga dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq dan Menteri Transportasi Anthony Loke Siew Fook .
Presiden Gojek Grup Andre Soelistyo mengatakan, pertemuan itu membahas tentang pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara. Salah satunya Gojek, yang menyediakan beragam layanan berbasis online di Indonesia dan beberapa negara lainnya di regional.
Gojek pun telah menggaet jutaan mitra pengemudi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta pekerja informal lainnya melalui ekosistem. “Bersemangat dari diskusi ini dan menantikan percakapan yang lebih bermanfaat dalam waktu dekat,” kata dia melalui akun LinkedInnya, kemarin sore (19/8).
(Baca: Gojek Tanggapi Kabar Bakal Ekspansi ke Malaysia)
Sedangkan Syed Saddiq mengatakan bahwa pertemuan itu berjalan dengan baik. “Usulan Gojek telah diterima dan akan dibahas dalam pertemuan kabinet mendatang, Rabu (21 Agustus),” kata dia melalui akun Instagram-nya, @syedsaddiq.
Ia menyampaikan, penyedia layanan transportasi menggunakan sepeda motor menginginkan pekerjaan. “Mereka wajib dibela. Jangan meremehkan kontribusi mereka terhadap negara,” katanya.
Syed sempat membuat jajak pendapat melalui akun Twitter resminya. Dalam kicauannya, ia meminta warganet Malaysia berpendapat mengenai peluang Gojek dalam membantu perekonomian. "Anak muda Malaysia, saya perlu suara Anda. Untuk membantu golongan mat motor, adakah anda bersetuju dengan ekonomi Gojek?” tanya dia.
Hasilnya, 88% dari 56.427 yang mengikuti jajak pendapat setuju atas kehadiran Gojek di Malaysia. Hanya 12% yang tidak setuju. Syed mengatakan, pembahasan dengan CEO Gojek Grup Nadiem Makarim dilakukan sejak sebulan lalu.
(Baca: Startup Pesan-Antar Makanan Asal Malaysia Berencana Masuk Indonesia)
Pada Maret lalu, Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke menyampaikan, decacorn asal Indonesia ini tertarik masuk ke negaranya. Menanggapi hal itu, Gojek mengatakan bahwa perusahaannya selalu mengkaji peluang pasar di negara lain.
Juru Bicara Gojek menyampaikan, perusahaannya fokus untuk terus menjadi yang terdepan di industri di negara cakupan. “Kami selalu mengekplorasi bagaimana kami dapat memperluas kehadiran di pasar internasional sehingga akan lebih banyak orang yang dapat merasakan dampak positif dari teknologi yang kami miliki,” kata dia kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (22/5).
Co-Founder Gojek Kevin Aluwi sempat menyebutkan, transaksi di platform-nya meningkat 12 kali lipat sejak Juni 2016. Saat ini, perusahaannya memiliki 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu mitra, dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara. Seingatnya Gojek hanya memiliki 20 mitra pengemudi pada awal berdirinya.
Gojek Grup pun sudah hadir di 204 kota di Indonesia, Vietnam, Singapura, dan Thailand. Aplikasi itu diunduh lebih dari 155 juta pengguna.
(Baca: Gojek Gandeng Startup Blockchain untuk Hadirkan Go-Pay di Filipina)