Riset UI: Gojek Sumbang Rp 55 Triliun ke RI, Paling Banyak dari GoRide

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, Helm Gojek logo baru di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat (29/7). Riset UI: Gojek berkontribusi Rp 55 triliun terhadap perekonomian Indonesia.
7/8/2019, 20.54 WIB

Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukkan, Gojek berkontribusi Rp 55 triliun terhadap perekonomian pada 2018. Sumbangan paling banyak berasal dari GoRide.

GoRide adalah layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) menggunakan kendaraa roda dua atau ojek online. “Jika diukur dari 100% mitra Gojek yang aktif, kontribusinya Rp 55 triliun (ke perekonomian Indonesia),” kata Kepala LD FEB UI Turro S Wongkaren di Jakarta, Rabu (7/8).

Rinciannya, sumbangan dari GoRide sebesar Rp 22 triliun. Sedangkan GoCar, GoFood, dan GoLife masing-masing menyumbang Rp 12 triliun, Rp 19 triliun, dan Rp 1,5 triliun terhadap perekonomian Indonesia.

(Baca: Riset UI: Mitra Gojek Sumbang Rp 44 Triliun ke Perekonomian)

Pada Maret lalu, LD FEB UI menyebutkan bahwa kontribusi Gojek hanya Rp 44,2 triliun terhadap perekonomian Indonesia pada 2018. Turro menjelaskan, riset sebelumnya itu mengacu pada 75% mitra aktif. Sedangkan hasil riset terbaru merujuk pada data 100% mitra aktif Gojek.

Turro mengatakan, besarnya kontribusi Gojek tidak terlepas dari mitranya. "Karena lewat inovasi teknologi, membuat solusi yang baru atas masalah-masalah yang ada," katanya.

Adapun riset tersebut dilakukan pada November 2018 sampai Januari 2019 dengan total 6.732 responden mitra Gojek serta margin of error di bawah 3,5 %. Responden survei merupakan mitra Gojek yang aktif dalam tiga bulan terakhir di sembilan kota, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Palembang.

(Baca: Riset UI: Omzet 55% Mitra Go-Food Naik Setelah Bergabung)

LD FEB UI juga pernah melakukan riset terkait kontribusi Gojek terhadap perekonomian Indonesia pada 2017. Hasilnya, mitra GoRide dan GoFood menyumbang Rp 15,1 triliun. “Gojek sebagai pemain utama industri digital di Indonesia telah menunjukkan kemampuan inovasi teknologinya untuk memperluas peluang penghasilan,” kata Wakil Kepala Lembaga LD FEB UI Paksi CK Walandouw, beberapa waktu lalu (21/3).

Paksi menuturkan, rata-rata penghasilan mitra ojek online juga berada di atas Upah Minimal Kabupaten/Kota (UMK) usai menjadi mitra. Misalnya untuk wilayah Jabodetabek rata-rata penghasilan mitra pengemudi menjadi Rp 4,9 juta per bulan. Sedangkan di luar Jabodetabek rata-rata menghasilkan Rp 3,8 juta per bulan.

Tercatat, penghasilan rata-rata mitra pengemudi GoRide meningkat 45%  dan pengeluaran rata-rata naik 25 % setelah bergabung dengan Gojek. Penghasilan rarata mitra pengemudi GoCar meningkat 42% dan pengeluaran rata-rata naik 32% setelah bergabung dengan Gojek.

Kontribusi penghasilan mitra
Survei LD FEB UISurvei CSIS dan Tenggara
GoRideRp 22 triliunGrabBikeRp 15,7 triliun
GoCarRp 12 triliunGrabCarRp 9,7 triliun
GoFoodRp 19 triliunGrabFoodRp 20,8 triliun
GoLifeRp 1,5 triliunKudoRp 2,7 triliun
Total kontribusi mitra GojekRp 55 triliunTotal kontribusi mitra GrabRp 48,9 triliun


(Baca: CSIS: Grab Berkontribusi Rp 49 Triliun Terhadap Ekonomi Indonesia 2018)

Reporter: Cindy Mutia Annur