Perusahaan e-commerce Bukalapak mencatat transaksi di platform-nya mencapai dua juta per hari. Alhasil, laba bruto per bulan unicorn Tanah Air itu meningkat 100% atau dua kali dibanding akhir tahun lalu.
Pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky menyebutkan, annualized run rate (ARR) total transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) perusahaannya diprediksi mencapai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun selama 2019. ARR adalah perkiraan penjualan yang mengacu pada penghasilan hingga paruh pertama tahun ini.
“Perusahaan kami merasa bersyukur bisa kembali menorehkan capaian yang berarti bagi mitra penjual kami,” kata dia dalam siaran persnya, Kamis (1/8). Saat ini, Bukalapak menggaet lebih dari empat juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
(Baca: Transaksi Bukalapak Naik Tiga Kali Lipat Selama 2018)
Startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar ini juga memiliki lebih dari dua juta pedagang offline yang disebut mitra Bukalapak. Mitra berupa warung dan wirausaha mandiri ini sudah hadir di 477 dari 514 kota dan kabupaten di Indonesia.
Zaky mencatat, jumlah pelanggan warung Mitra rerata dua kali lebih banyak dari pengunjung toko di pusat perbelanjaan. E-commerce tersebut pun menargetkan bisa merangkul 2,5 juta warung dan wirausaha mandiri tahun ini.
Toko kelontong yang bergabung di Bukalapak, kata Zaky, bisa menjual produk digital seperti token listrik, pulsa, PDAM, BPJS, hingga tiket kereta. "Hal ini membuat kesempatan untuk meningkatkan keuntungan bisnis juga semakin besar," katanya. Bukalapak mengklaim, penjualan token listrik selama sebulan melalui mitra, bisa menerangi lebih dari 800 ribu rumah di Indonesia.
(Baca: Bukalapak Bakal Rilis Fitur Bayar dan Lapor Pajak Kuartal III 2019)
Unicorn ini juga sudah merilis layanan ekspor, yang disebut BukaGlobal. Dengan begitu, produk buatan UMKM di Indonesia bisa dijual ke konsumen di Malaysia, Taiwan, Brunei Darussalam, dan Hong Kong.
“Kami ingin menciptakan dampak yang lebih luas dan lapangan kerja yang lebih banyak. Melakukan transformasi teknologi agar lebih banyak orang memiliki akses terhadap berbagai layanan finansial,” kata Zaky.
Ia juga ingin menggaet lebih banyak UMKM supaya bisa berjualan secara online. “Kami juga ingin membantu pemerintah mewujudkan e-government,” kata dia. Apalagi, Bukalapak berencana menyediakan fitur bayar dan lapor pajak pada Kuartal III 2019.
(Baca: Ekspor ke Malaysia hingga Hong Kong, Bukalapak Bakal Rilis BukaGlobal)