Pasca-Eror Bank Mandiri, LinkAja, OVO, DANA Jamin Saldo Pengguna Aman

Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi, salah satu merek minuman menyediakan layanan pembayaran mulai dari Go-Pay, OVO, DANA hingga LinkAja. LinkAja, OVO, dan DANA tanggapi keamanan saldo pengguna.
Penulis: Desy Setyowati
23/7/2019, 17.43 WIB

Beberapa nasabah Bank Mandiri sempat mengeluhkan saldonya bertambah dan ada juga yang berkurang, akhir pekan lalu. Persoalan itu telah ditangani Bank Mandiri. Namun, masyarakat semakin menyoroti keamanan uang yang mereka simpan baik di bank maupun perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran.

Chief Communications Officer (COO) DANA Chrisma Albandjar mengatakan, masyarakat pada umumnya percaya dengan layanan perbankan. Salah satu pendorongnya adalah perbankan diawasi beberapa regulator seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Fintech pembayaran pun diawasi oleh BI. “Karena layanan digital, kami harus memastikan konsumen nyaman menggunakan sehari-hari. Jadi kami jamin kalau uangnya hilang kami ganti 100%,” kata dia ditemui Katadata.co.id di kantornya, Jakarta, Selasa (23/7).

(Baca: OJK Minta Bank Mandiri Jelaskan Perubahan Saldo Jutaan Nasabahnya)

DANA akan mengganti saldo pengguna yang hilang, jika kerugian itu disebabkan oleh perusahaan. Dengan syarat, nasabah melaporkan hal itu maksimal 15 hari sejak kejadian dan wajib menyertakan laporan polisi yang sah untuk kasus kehilangan lebih dari Rp 1 juta.

Selain itu, DANA memiliki pusat data dan cadangannya (data recovery) yang berada di Indonesia. Fintech ini juga mengantongi sertifikasi Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS), seperti yang dimiliki Visa dan Mastercard.

Chrisma juga mengatakan, perusahaannya mengadopsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) guna mempelajari kebiasaan pengguna. Jika ada transaksi yang berbeda dari biasanya, sistem akan menerapkan keamanan ganda seperti harus memasukkan password kembali atau One Time Password (OTP).

DANA menerapkan tokenisasi untuk menjaga keamanan data keuangan pengguna. “Jadi nomor kartu debit atau kredit yang tahu hanya pengguna dan bank yang bersangkutan,” kata dia. Meski begitu, ia mengimbau pengguna untuk mendaftarkan diri di layanan fintech pembayaran, agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan saldo bisa dilacak dengan mudah.

(Baca: OVO, Go-Pay, dan DANA Siap Adopsi Standardisasi Kode QR dari BI)

Direktur OVO Harianto Gunawan mengakui, gangguan layanan seperti berkurang atau naiknya saldo pengguna mungkin saja terjadi. “Tetapi kami menerapkan sistem keamanan berlapis (layered security) dalam proses pengisian data di aplikasi guna melindungi perusahaan dan data pelanggan dari aksi cyber-attacks,” kata dia.

Sama seperti DANA, OVO juga mengadopsi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan keamanan bertransaksi. “Kami menjamin bahwa setiap transaksi dan data pelanggan dilindungi dan tidak dapat diretas dengan mudah,” kata Harianto.

CEO Finarya Danu Wicaksana enggan berkomentar perihal gangguan yang terjadi di Bank Mandiri. Namun, ia menegaskan perusahaannya berkomitmen memberikan keamanan dan kenyamanan bertransaksi bagi konsumen.

“Kami selalu mengutamakan keamanan data nasabah dengan melakukan uji coba sistem secara berkala, baik kapasitas, sistem keamanan dan keandalan,” katanya. Finarya merupakan perusahaan milik negara yang menyediakan layanan dompet digital LinkAja.

(Baca: LinkAja dan DANA Tebar Diskon untuk Tingkatkan Kepercayaan Konsumen)

Reporter: Desy Setyowati