Perusahaan teknologi berlomba mengadopsi big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) memperkirakan, layanan yang dipersonalisasi juga akan menjadi tren di Indonesia.
Riset Technavio pada 2017 menyebutkan, nilai pasar dari layanan yang dipersonalisasi secara global akan mencapai US$ 31 miliar atau sekitar Rp 437,1 triliun pada 2021. “Semua perusahaan akan menuju ke sana (personalisasi),” kata Ketua Umum idEA Ignatius Untung kepada Katadata.co.id, Selasa (9/7).
Alasannya, platform seperti e-commerce menyajikan beragam produk konsumen. Alhasil, konsumen butuh layanan dan tampilan platform yang sesuai dengan kebutuhannya. Untuk itu, menurutnya perusahaan akan melakukan personalisasi layanan guna menggaet konsumen.
(Baca: Memaksimalkan Big Data untuk Menunjang Strategi E-commerce)
Perusahaan teknologi yang sudah menerapkan personalisasi seperti Gojek, Grab, Shopee, Lazada, dan lainnya. Perusahaan pengembang media sosial seperti Instagram dan Facebook juga melakukan personalisasi atas iklan. Karenanya, iklan yang tampil di setiap akun akan berbeda, tergantung kebiasaan masing-masing pengguna.
Oleh karena itu, menurut Ignatius, personalisasi akan menjadi tren di Indonesia. Hal ini dilakukan supaya konsumen tidak kewalahan dengan banyaknya produk yang disajikan. “Kami belum tahu hitungan (nilai pasarnya). Tapi ini pasti akan berkembang,” kata dia.
(Baca: East Ventures Tambah Modal Startup Penyedia Solusi Pemasaran)
Riset Deloitte pada 2015 menunjukkan, konsumen bersedia membayar 10-50% lebih banyak untuk produk yang dipersonalisasi. Produk yang diharapkan konsumen untuk disesuaikan dengan kebutuhan adalah perlengkapan rumah tangga, busana, otomotif, mainan dan gim, kosmetik, makanan dan minuman, dan produk kesehatan.
Global Head of Brand Innovation HP Inc Nancy Janes mengatakan, personalisasi sangat berpengaruh dalam menciptakan pengalaman konsumen yang lebih baik. Strategi ini juga dinilai bisa meningkatkan loyalitas an interaksi konsumen. "Hal ini sekaligus mempercepat pertumbuhan bisnis dan penetrasi ke pasar (speed to market),” kata dia dalam siaran pers.
(Baca: Telkomsel Gandeng Kinetica untuk Kembangkan Big Data)