Perusahaan penyedia layanan pesan-antar makanan asal Malaysia, Dahmakan baru saja mengumpulkan US$ 5 juta dari putaran pendanaan seri A. Tambahan modal ini rencananya akan dipakai untuk ekspansi ke Singapura dan Indonesia.
Namun, menurut laporan The Independent, Dahmakan akan memperluas cakupannya di Malaysia terlebih dulu. Baru kemudian ekspansi ke Singapura dan Indonesia. Tahun lalu, Dahmakan merambah Bangkok setelah mengakuisisi startup pengiriman makanan lokal, Polpa.
Dahmakan adalah salah satu startup di Asia Tenggara yang berhasil diakselerasi oleh Y-Combinator di Silicon Valley pada 2017. Investor yang terlibat dalam pendanaan seri A adalah Modal UpHonest China, Mitra Partech Silicon Valley, Atami Capital dan Y-Combinator.
(Baca: Gojek Catat Pesanan Go-Food Melonjak 86% Selama Ramadan)
CEO Dahmakan Jonathan Weins mengatakan, perusahaannya telah mengembangkan sistem operasi yang mengurangi struktur biaya pengiriman makanan secara drastis. “Teknologi memungkinkan kami untuk memberikan makanan berkualitas lebih baik dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan startup pengiriman makanan berdasarkan permintaan lainnya,” ujarnya dikutip dari e27, kemarin (22/5).
Dahmakan menggunakan model cloud kitchen, yang menyediakan layanan mulai dari membuat hingga mengantarkan makanan ke konsumen. Menurut Weins, teknologi seperti ini bisa mengurangi biaya distribusi. Meski begitu, ia mengklaim perusahaan tetap bisa mempertahankan margin keuntungan yang tinggi.
Sejak berdiri pada 2015, startup ini telah memperoleh pendanaan hampir US$ 10 juta. Saat itu, Weins merupakan mantan karyawan perusahaan pengiriman makanan, Foodpanda.
(Baca: Saingi Go-Food Festival, GrabKitchen Bangun Dua Dapur Baru di Jakarta)
Ia mendirikan Dahmakan dengan tujuan mengintegrasikan seluruh rantai nilai dari produksi makanan hingga pengiriman. “Kami menerapkan analitik prediktif termasuk mesin pembelajaran untuk memperkirakan penjualan dan pengembangan produk makanan,” ujarnya.
Dahmakan menggunakan algoritma untuk menentukan rute tercepat dalam pengiriman makanan. Startup ini juga mengadopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengotomatisasi 80% alur kerja, mulai dari produksi hingga pengiriman makanan.
Di Indonesia, layanan pesan-antar makanan disediakan oleh penyedia layanan on-demand seperti Gojek dan Grab. Kedua perusahaan menggaet mitra penjual makanan dan minuman untuk menyediakan layanan ini. Keduanya juga menyediakan lokasi khusus bagi mitra penjual makanan dan minuman yakni Go-Food Festival dan Grab Kitchen.
(Baca: Layanan Pesan Antar Go-Food dan GrabFood Ubah Perilaku Konsumen)