AS Perkuat Desakan ke Eropa untuk Tahan Huawei Kembangkan 5G

123RF.com
Ilustrasi kantor Huawei. Amerika Serikat (AS) terus mendesak negara Eropa menahan pengembangan jaringan 5G.
Editor: Ekarina
14/7/2020, 11.16 WIB

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak negara-negara di Eropa membendung masuknya Huawei tekait pengembangan jaringan teknologi internet generasi kelima (5G) di kawasan tersebut. Desakan ini disinyalir dipicu oleh masalah keamanan pada perangkat teknologi Huawei sehingga negara Eropa didorong untuk membatalkan kerja sama.

Dikutip dari The Guardian, penasihat keamanan nasional AS Robert O'Brien akan bertemu dengan perwakilan Eropa seperti Prancis, Italia, Inggris dan Jerman di Paris, Prancis pekan ini. Pertemuan selama tiga hari itu dilakukan O'Brien untuk meminta Eropa menghalangi raksasa teknologi Tiongkok tersebut mengembangan jaringan 5G di Eropa.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahkan mengklaim Eropa telah menyadari ancaman pengembangan teknologi 5G oleh Huawei. "Kesepakatan Huawei dengan operator telekomunikasi di seluruh dunia menguap, karena negara hanya mengizinkan vendor tepercaya dalam jaringan 5G mereka," katanya dikutip dari The Guardian pada Senin (13/7).

(Baca: Terancam Terdepak dari 5G Inggris, Huawei Kembali Lobi Boris Johnson)

Desakan AS merupakan bentuk penegasan sikap AS terhadap Huawei dan Tiongkok atas kekhawatiran pemerintah Negeri Paman Sam akan keamanan data siber negaranya dan juga  Eropa. 

"Jika negara-negara memilih menggunakan Huawei, itu bisa membahayakan semua," kata Sekretaris Pertahanan Negara AS Mark Esper dikutip dari New York Times pada Mei lalu (15/5). 

Namun, bukan sekedar alasan keamanan, AS juga berupaya menahan pengaruh dan kekuatan Tiongkok dan memastikan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu tidak mendominasi industri maju seperti 5G. 

AS bahkan membatasi akses Tiongkok terhadap teknologinya secara lebih luas, serta memasukan Huawei sebagai daftar hitam perdagangan. 

Dampak negatif desakan AS itu memang sudah terasa bagi Huawei. Inggris telah membatasi peran Huawei dalam jaringan 5G sejak Januari lalu. Pejabat setempat mengatakan, penerapan sanksi AS menjadikan Huawei tidak lagi diandalkan menjadi pemasok utama perangkat teknologi. 

(Baca: Huawei Terancam Didepak, Samsung Siap Masuk Pasar 5G Inggris)

Selain tekanan dari AS, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pun menghadapi tekanan kuat dari beberapa anggota parlemen Inggris untuk melarang pembuat peralatan telekomunikasi imi dengan alasan keamanan.

Wakil Presiden Huawei Technologies Victor Zhang memperingatkan agar para pejabat Inggris berpikir dengan hati-hati sebelum membuat keputusan jangka panjang yang "kritis". 

"Penting untuk menunggu sampai semua fakta dan implikasi ini diketahui. Sekarang bukan saatnya terburu-buru dalam membuat keputusan penting tentang Huawei," ujar Zhang beberapa waktu lalu. 

Larangan Penggunaan Huawei di Eropa

Sedangkan Prancis memilih cara halus untuk menahan Huawei. Negara itu tidak akan langsung melarang teknologi Huawei, tetapi mendorong operator terlebih dahulu untuk tidak menggunakan Huawei.

Pemerintah juga hanya memberikan otorisasi sementara hingga delapan tahun pada kepada operator tersebut itu untuk menggunakan Huawei. "Tidak akan ada larangan total," kata
Kepala Badan Siber Prancis ANSSI Guillaume. 

Menteri keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan pemerintah bertujuan mendorong operator untuk tidak memakai Huawei karena kahawatir informasi sensitif seperti data pribadi pelanggan dapat diakses perusahaan tersebut. Jaringan yang dikontrol negara pun secara perlahan telah menunjuk pesaing Huawei seperti Nokia dan Ericsson.

Di Eropa Tengah dan Eropa Timur, AS juga telah berhasil mendorong negara-negara itu untuk meninggalkan Huawei.  Romania, Polandia, Republik Ceko, Latvia dan Estonia semuanya telah menandatangani pernyataan bersama dengan Pemerintah AS mengenai keamanan 5G. Mereka berjanji tidak akan mengizinkan akses ke pasar mereka kepada perusahaan-perusahaan yang tunduk pada campur tangan negara asing.  

Tahun lalu, Polandia menangkap seorang karyawan Huawei di Warsawa atas tuduhan mata-mata. Mereka juga menyerukan Uni Eropa dan NATO untuk mengembangkan sikap bersama terhadap Huawei.

(Baca: Kerja Sama 5G Terancam Batal, Huawei Peringatkan Pemerintah Inggris)

Di Jerman pemerintah masih menggunakan layanan Huawei. Pada Februari lalu, Kanselir Jerman Angela Merkel menolak tekanan untuk mengadopsi kebijakan penghapusan Huawei dari jaringan baru. Tetapi beberapa kalangan seperti ketua komite urusan luar negeri Jerman Norbert Röttgen menyarankan agar Jerman bisa menyadari risiko keamanan dari Huawei.

Sedangkan Spanyol, badan intelijen mereka menyatakan perangkat lunak itu aman dan beroperasi sesuai dengan regulasi. Teknologi 4G Telefónica yang sudah ada di Spanyol bergantung sepenuhnya pada peralatan Huawei. Sehingga Telefónica akan terus memiliki teknologi Huawei dalam pengembangan 5G.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan