Pemerintah Tiongkok meminta Jack Ma merombak bisnis teknologi finansial (fintech) Ant Group menjadi hanya berfokus pada layanan pembayaran. Sebelum ditegur oleh Beijing, JD.Com merestrukturisasi JD Digits menjadi JD Technology.
Pesaing Alibaba itu menggabungkan fintech JD Digits dengan bisnis kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) dan komputasi awan (cloud). Namanya pun kini menjadi JD Technology.
Kepala bagian kepatuhan JD.Com Li Yayun diangkat menjadi CEO JD Technology. Li akan bertanggung jawab atas operasi harian usaha baru tersebut dan melapor langsung ke pendiri JD Group Richard Liu Qiangdong.
“JD sebelumnya memiliki 36,8% saham di JD Digits, menurut prospektus perusahaan. Namun kepemilikan di JD Technology belum diketahui,” demikian dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu (13/1).
Berdasarkan data perusahaan, JD Digits termasuk Baitiao dan Jintiao, menyumbang lebih dari 40% dari total pendapatan JD.Com.
Restrukturisasi itu dilakukan ketika Beijing meningkatkan pengawasan terhadap raksasa teknologi. Apalagi, JD Digits awalnya berencana menawarkan saham perdana alias IPO, sama seperti Ant Group.
Namun, Ant Group diminta menunda IPO dan merombak bisnis. Beijing juga melakukan penyelidikan terhadap Alibaba terkait dugaan monopoli.
Hal itu karena regulator keuangan Tiongkok menerbitkan aturan baru terkait kredit mikro berbasis digital pada November 2020 lalu. Otoritas mewajibkan perusahaan teknologi yang terlibat dalam bisnis ini untuk mengajukan izin dan memiliki dana cadangan yang cukup.
Analis mengatakan, perombakan personel dan reposisi bisnis di JD Digits memberikan sekilas gambaran tentang bagaimana raksasa teknologi Tiongkok berjuang untuk beradaptasi dengan peraturan baru.
“Manajemen risiko dan kepatuhan terhadap peraturan merupakan cara untuk berurusan dengan regulator. JD.Com mungkin merasakan banyak tekanan regulasi,” kata Managing Partner di CGF Capital Jason Zhao. CGF Capital berfokus pada investasi fintech.
“Kepatuhan lebih penting daripada berbisnis sekarang ini,” ujar dia. “Jadi, JD.Com mengubah nama menjadi 'teknologi' karena takut pihak berwenang akan menyerang mereka. Lagipula bisnis utamanya tetap fintech.”
Direktur eksekutif di EqualOcean Chang Liang mengatakan, penunjukan Li sebagai CEO JD Technology memperjelas prioritas JD.Com. "Apakah itu kepatuhan teknologi atau secara umum, itu merupakan masalah utama dan sensitif," kata Chang. "Pembentukan JD technology dan penunjukan Li memberikan sinyal kuat bahwa JD Digits ingin melemahkan sisi keuangan dan meningkatkan sisi teknologinya."
Beijing meningkatkan pengawasan terhadap raksasa teknologi setelah Jack Ma berpidato dalam acara Bund Summit di Shanghai pada akhir Oktober 2020. Dalam pertemuan itu, Ma mengatakan bahwa Beijing menghambat inovasi, khususnya di bidang keuangan.
Setelahnya, Jack Ma belum juga muncul ke hadapan publik. Taipan Tiongkok itu pun dipanggil oleh Beijing pada awal November lalu (2/11/2020). Ma tak lagi muncul ke publik sejak saat itu.