Populernya Aplikasi Pesan Offline Bridgefy di Tengah Kudeta Myanmar
Aplikasi perpesanan offline Bridgefy diunduh lebih dari sejuta kali hanya dalam waktu 48 jam di Myanmar. Pihak militer yang kini berkuasa memutus sementara akses internet di ibukota Naypydaw, Yangon, dan kota besar lainnya.
Sehingga warga Myanmar mencari cara untuk terus berkomunikasi menggunakan aplikasi yang tidak membutuhkan koneksi internet. CEO Bridgefy Jorge Rios mengatakan bahwa aplikasi Bridgefy mengalami lonjakan unduhan antara Senin (1/2) dan Selasa (2/2) malam waktu setempat.
Koneksi internet dilaporkan sudah kembali normal pada Senin malam. Meski demikian, aktivis Myanmar mendorong warga untuk mengunduh dan menggunakan aplikasi ini untuk mengantisipasi kemungkinan pihak militer kembali memutus koneksi internet di negara dengan 22 juta pengguna media sosial ini.
Selain Bridgefy, aplikasi offline seperti Firechat juga banyak digunakan saat demonstrasi di Irak dan Iran beberapa tahun lalu. Dalam cuitannya melalui Twitter @bridgefy, startup asal Meksiko ini berharap aplikasinya dapat berguna bagi warga Myanmar di masa-masa sulit ini.
Cara Kerja Bridgefy
Bridgefy menggunakan koneksi bluetooth yang berupa jaringan mesh, yang memungkinkan pengguna berkomunikasi tanpa koneksi Internet. Namun jangkauan Bridgefy membutuhkan setidaknya satu pengguna lain di radius sekitar 100 meter. Idealnya, semakin banyak pengguna Bridgefy maka semakin baik jangkauannya.
Pada awalnya, aplikasi ini memang membutuhkan internet untuk pengaturan dan sinkronisasi kontak. Namun, apabila pengaturan dan kontak sudah sesuai, pengguna dapat mengirim pesan tanpa akses internet.
Selain di Myanmar, startup asal Meksiko itu juga mengalami lonjakan penggunaan saat aksi protes kelompok pro-demokrasi di Hong Kong pada 2019 lalu. Bridgefy juga banyak digunakan selama demonstrasi anti-pemerintah di Thailand.
Aplikasi serupa lainnya, Firechat, juga mengalami lonjakan pengguna serupa pada 2014 lalu seiring aksi demonstrasi di Iran dan Irak. Aplikasi yang dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS) OpenGarden itu dalam sehari bisa diunduh 40.000 orang di Irak.
Sama seperti Bridgefy, Firechat merupakan aplikasi perpesanan dengan menggunakan konsep jaringan mesh, sehingga tidak membutuhkan koneksi internet. Firechat akan berfungsi pada ponsel pintar atau smartphone seperti WhatsApp, akan tetapi tanpa kontrol secara terpusat.
"Smartphone tidak hanya memiliki radio untuk dihubungkan ke menara seluler, tetapi juga memiliki radio lain seperti bluetooth, untuk dihubungkan ke perangkat lain di sekitarnya. Saat smartphone bersebelahan dengan Firechat mereka langsung terhubung," kata OpenGarden dikutip dari The Guardian pada 2014 lalu.
Meski begitu, pakar keamanan siber sempat mengkhawatirkan keamanan aplikasi seperti Bridgefy dan Firechat. Matthew Green, profesor di John Hopkins Information Security Institute, mengatakan bahwa masalah keamanan utama Bridgefy adalah kerahasiaan dan keaslian pesan yang terkirim.
"Secara hipotesis ini bisa dienkripsi, tapi itu membutuhkan manajemen penguncian. Saya tidak yakin bagaimana Bridgefy melakukan ini dengan cara yang aman saat server mereka offline," kata Green dikutip Forbes pada 2019 lalu (4/9).
Juru bicara Bridgefy menanggapi kekhawatiran itu dan mengatakan bahwa aplikasi Bridgefy menggunakan enkripsi. "Kami menggunakan enkripsi end-to-end pada perpesanan langsung dan pribadi. Namun, untuk pesan siaran perusahaan tidak mengenkripsinya, agar semua orang dapat membaca pesan itu," katanya.
Di sisi lain, dalam persyaratan dan ketentuan perusahaan, tercatat bahwa tidak ada tindakan keamanan yang 100% dapat diandalkan. "Konten Anda bisa saja disadap oleh pihak ketiga, namun itu tidak berafiliasi dengan Bridgefy," demikian dalam persyaratan dan ketentuan tersebut.