Perusahaan teknologi asal Korea Selatan, Samsung berencana membuat pabrik cip (chipset) US$ 17 miliar atau Rp 238 triliun di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS). Ini karena cip langka imbas sanksi mantan Presiden AS Donald Trump ke perusahaan semikonduktor Tiongkok.
Samsung berencana membuat komputasi terkecil dan tercepat lewat pabrik tersebut. Saat ini, perusahaan telah mengajukan dokumen perizinan kepada pejabat negara bagian Texas.
"Proyek ini sangat kompetitif," kata Samsung dalam dokumen yang diajukan kepada pejabat negara bagian Texas, dikutip dari Gadget 360, akhir pekan lalu (6/2).
Perusahaan juga sudah menyiapkan lahan 650 ribu meter persegi untuk membangun pabrik. Rencananya, pabrik dibangun pada kuartal II dan diharapkan bisa beroperasi pada kuartal III 2023.
Selain Texas, Samsung mencari lokasi alternatif di Arizona dan New York. Sejauh ini, Samsung mengkaji ketiga lokasi ini karena mempertimbangkan akses talenta digital, ekosistem cip, dan kecepatan pemasaran.
Samsung menargetkan Texas juga karena ingin mendapatkan pengurangan pajak gabungan US$ 805,5 juta selama 20 tahun. Ini karena pembangunan pabrik cip itu diklaim dapat menciptakan 1.800 lapangan pekerjaan baru.
Wacana pembangunan pabrik itu pun digulirkan saat cip langka akibat sanksi Trump kepada perusahaan semikonduktor Tiongkok Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC). Huawei bahkan harus menyetop produksi cip per September tahun lalu, karena tekanan dari mantan presiden AS tersebut.
Samsung pun kebanjiran permintaan cip sejak akhir tahun lalu. "Kurangnya pasokan semikonduktor menjadi persoalan global," kata Executive Vice-President bisnis cip dan memori Samsung Han Jinman dikutip dari Financial Times, bulan lalu (28/1).
Permintaan cip yang tinggi tersebut bukan hanya dari vendor ponsel, tetapi juga produsen mobil listrik. Mereka beralih ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), setelah Trump memasukkan SMIC ke daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan dan keamanan.
Namun, TSMC kewalahan memenuhi permintaan cip. Dewan Kebijakan Otomotif AS pun meminta Trump untuk mencari solusi atas kelangkaan cip tersebut.
"Imbas kelangkaan cip, akan mengurangi produksi kami dan berdampak negatif pada ekonomi AS," kata Presiden Dewan Kebijakan Otomotif AS Matt Blunt dikutip dari Bloomberg, bulan lalu (19/1).
Dewan Kebijakan Otomotif AS juga meminta bantuan pemerintah Taiwan untuk melobi TSMC meningkatkan produksi cip. Produsen mobil General Motors pun berbicara dengan pejabat Taiwan dan meminta mereka membantu menyampaikan permintaan ke TSMC.
Selain AS, Uni Eropa mendekati pemerintah Taiwan terkait persoalan serupa. Produsen mobil asal Eropa Volkswagen juga menghubungi secara terpisah.
Beberapa produsen mobil seperti Ford, Toyota, Volkswagen, Nissan, Fiat, hingga Audy mengurangi produksi mobil karena kekurangan cip. Ford misalnya, telah memerintahkan penghentian produksi selama sebulan di salah satu pabrik di Jerman. Sedangkan Audy memangkas produksi 10 ribu unit pada kuartal pertama tahun ini.
TSMC pun menambah kapasitas produksi karena tingginya permintaan. “Kami merealokasi kapasitas untuk mendukung industri otomotif di seluruh dunia," kata TSMC.