Nokia berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 10 ribu karyawan dalam dua tahun ke depan. Itu dilakukan karena perusahaan telekomunikasi asal Finlandia ini ingin lebih leluasa berinvestasi pada pengembangan teknologi internet generasi kelima alias 5G dan bersaing dengan Huawei.
Perusahaan akan memangkas sekitar 5.000 hingga 10 ribu pekerja, atau 11% dari total pegawai 90 ribu. Pemangkasan dilakukan dalam 18 hingga 24 bulan ke depan.
Nokia mengatakan, PHK sebenarnya sudah dilakukan sejak 2019. Saat itu, perusahaan memecat 5.000 karyawan. Kemudian berlanjut pada tahun lalu yang mencapai lebih dari 6.000 pegawai.
Kini Nokia berencana memecat 10 ribu pekerja dalam dua tahun ke depan. Langkah ini diperkirakan menurunkan basis biaya perusahaan sekitar 600 juta euro atau US$ 715,7 juta hingga akhir 2023.
"Penghematan ini akan mengimbangi peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan 5G," kata Nokia dikutip CNN Internasional, Selasa (16/3).
Peningkatan investasi itu untuk merebut pasar Huawei. "Kami memilih untuk bersaing. Kami bermain untuk menang," kata CEO Nokia Pekka Lundmark. "Kami meningkatkan kualitas produk dan daya saing biaya, serta berinvestasi pada keterampilan dan kapabilitas yang tepat."
Pada tahun lalu, Nokia berhasil merebut sebagian pasar 5G Huawei di Eropa. Salah satu faktor pendorongnya yakni sanksi Amerika Serikat (AS) kepada Huawei.
AS juga mendorong negara-negara di Eropa untuk memakai jasa 5G Huawei. Beberapa negara yang memutuskan untuk melarang Huawei yakni Inggris, Jerman, Prancis, dan Italia.
Berdasarkan data Dell’Oro, Huawei masih memimpin industri peralatan telekomunikasi dengan 31% pangsa pasar sepanjang semester I 2020. Disusul oleh Nokia dan Ericsson masing-masing 14%. Kemudian ZTE 11% dan Cisco 6%.
Namun, Nokia, Ericsson, dan Samsung mulai masuk ke pasar yang ditinggal oleh Huawei. Nokia misalnya, menjalankan berbagai macam kemitraan agar bisa mendominasi pasar Eropa.
Pada Senin (15/3), perusahaan mengumumkan kerja sama dengan raksasa layanan komputasi awan (cloud) Amazon Web Services (AWS), Google Cloud, dan Microsoft. Selain itu, bermitra dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Oktober 2020 untuk menempatkan jaringan internet 4G di bulan.
Tahun lalu, Nokia juga menggaet korporasi sejenis asal Inggris, BT untuk mengembangkan 5G. Perusahaan bakal menyediakan infrastuktur 5G di 11.600 menara radio BT di Inggris.
Sedangkan BT akan menggunakan teknologi Nokia yaitu AirScale Single Ran (S-RAN) untuk memperluas cakupan 5G. Selain itu, memanfaatkan stasiun pangkalan dan produk akses radio.
Perusahaan mengklaim telah memenangkan 100 kesepakatan 5G komersial, sehingga totalnya 160 per September 2020. Nokia juga memiliki portofolio 180 pelanggan nirkabel pribadi.