Clubhouse Siapkan Fitur agar Kreator Konten Dapat Untung

Katadata/Desy Setyowati
Aplikasi Clubhouse
22/3/2021, 09.55 WIB

Aplikasi percakapan berbasis suara, Clubhouse diunduh 14 juta kali secara global sejak diluncurkan pada April 2020 lalu. Pengembangnya yakni Alpha Exploration Co berencana membuat fitur yang memungkinkan kreator konten menghasilkan uang, seperti di YouTube.

Saat ini, aplikasi Clubhouse belum menerapkan biaya kepada pengguna. Alpha pun masih mengandalkan dana dari investor yang diraih dari beberapa putaran pendanaan total US$ 110 juta.

"Kini perusahaan berencana menguji coba fitur berlangganan, tip, penjualan tiket, dan cara lain untuk memungkinkan kreator menghasilkan uang dari ‘room’ di Clubhouse," demikian dikutip dari Bloomberg, akhir pekan lalu (20/3).

Alpha juga berencana membuat program hibah bagi pembuat konten, bernama Clubhouse Creator First. Ini diharapkan membantu calon kreator mengadakan percakapan dan menarik lebih banyak audiens. "Maka mereka dapat menghasilkan uang," kata perusahaan dikutip dari Reuters, pekan lalu (15/3). 

Untuk tahap awal, program akan menerima 20 pembuat konten hingga 31 Maret. Reuters melaporkan, Alpha mengumumkan kepada karyawan bahwa perusahaan akan mengadakan tur dunia guna bertemu dengan komunitas kreator di Clubhouse.

Perusahaan yang berbasis di Oakland, Amerika Serikat (AS) itu mengatakan, model bisnis akan bergantung pada iklan. Dengan begitu, Clubhouse tidak akan membagikan data pengguna kepada pengiklan atau broker.

Meski belum menerapkan skema monetisasi, Clubhouse bernilai US$ 1 miliar.

Pendiri DigitalMarketing.org Gary Henderson pun menganjurkan agar Clubhouse menerapkan koin bagi pembuat konten. Ini semacam mata uang digital yang dipersonalisasi.

"Misalnya, itu digunakan saat pembuat konten mengadakan beberapa acara Clubhouse pribadi," kata Henderson dikutip dari The Economic Times, pekan lalu (19/3).

Sedangkan pembuat film sekaligus pendiri grup Audio Collective di Clubhouse, Toni Thai mengatakan bahwa Clubhouse dapat menambahkan sistem rekomendasi konten yang canggih, seperti yang dilakukan Netflix untuk acara televisi atau Spotify terkait musik. Ia berharap, Clubhouse bisa menambahkan layanan podcast.

"Mereka pasti perlu mulai memikirkan cara agar kami (kreator konten) dapat menghasilkan uang dengan cepat," kata Toni.

Upaya pembuatan fitur dan program monetisasi itu dilakukan Clubhouse seiring dengan terus bertambahnya pengguna. Berdasarkan data Sensor Tower, aplikasi ini diunduh lebih dari 14 juta kali.

App Annie mencatat, jumlah unduhannya hanya delapan juta per Februari. Ini artinya, Clubhouse diunduh enam juta kali pada Maret atau kurang dari sebulan.

App Annie menilai, lonjakan itu terjadi karena banyaknya tokoh teknologi dunia, publik figur hingga influencer yang menggunakan Clubhouse. Beberapa di antaranya pendiri Tesla Elon Musk, CEO Facebook Mark Zuckerberg, Ashton Kutcher, Kanye West, Drake, Kevin Hart, dan banyak lagi.

Popularitas Clubhouse membuat raksasa media sosial seperti Facebook dan Twitter turut mengembangkan layanan perpesanan berbasis suara. Facebook dilaporkan sedang membuat aplikasi bernama Fireside.

Sedangkan Twitter telah menguji fitur percakapan berbasis suara bernama 'Spaces'. Ini sebagai alternatif untuk cuitan berbasis teks.

Kepala penelitian Twitter Nikkia Reveillac mengatakan langkah itu untuk memperluas daya tarik penggunaan platform. Sebab, Nikkia mencatat ada banyak orang ingin terlibat dalam percakapan berbasis suara seperti di Clubhouse, tetapi sulit mendapatkan akses itu.

Hal itu karena pengguna harus mendapatkan undangan terlebih dulu agar bisa mengikuti ruang obrolan di Clubhouse. Twitter melihat kesulitan ini sebagai peluang, dengan membangun ‘Spaces’.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan