Twitter dikabarkan berminat mengakuisisi platform percakapan berbasis suara Clubhouse. Pembahasan mengenai rencana akuisisi itu telah berjalan beberapa bulan terakhir.
"Perusahaan membahas potensi valuasi sekitar US$ 4 miliar untuk Clubhouse," kata sumber anonim Bloomberg, Rabu (7/4).
Namun, pembicaraan itu dikabarkan telah berakhir, tanpa diketahui sebabnya. Baik juru bicara Twitter dan perwakilan Clubhouse sama-sama menolak berkomentar.
Setelah mundurnya Twitter, Clubhouse kini membuka peluang untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 4 miliar atau Rp 58,2 triliun dari investor. Jika tercapai, kesepakatan untuk putaran pendanaan ini akan mendongkrak valuasi perusahaan.
Pengembang Clubhouse, Apha, saat ini memang masih mengandalkan dana investor untuk menjalankan perusahaan. Hingga saat ini jumlah pendanaan dari beberapa putaran pendanaan baru mencapai US$ 110 juta.
Clubhouse juga baru mulai memonetesi layanan, namun bukan dengan iklan. Clubhouse meluncurkan fitur pembayaran yang memungkinkan kreator konten mendapat penghasilan.
"Melalui fitur ini, semua pengguna layanan Clubhouse dapat mengirim sejumlah uang kepada kreator konten," kata Clubhouse dikutip dari Reuters, Selasa (6/4).
Simak Databoks berikut:
Perusahaan yang berbasis di Oakland, Amerika Serikat (AS) itu mengatakan, model bisnis tidak akan bergantung pada iklan. Dengan begitu, Clubhouse tidak perlu membagikan data pengguna kepada pengiklan atau broker.
Upaya monetasi layanan itu dilakukan Clubhouse seiring dengan terus bertambahnya pengguna. Berdasarkan data Sensor Tower, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 14 juta kali.
App Annie mencatat, jumlah unduhannya hanya delapan juta per Februari 2021. Ini artinya, Clubhouse diunduh enam juta kali pada Maret atau kurang dari sebulan.
App Annie menilai, lonjakan itu terjadi karena banyaknya tokoh teknologi dunia, publik figur hingga influencer yang menggunakan Clubhouse. Beberapa di antaranya pendiri Tesla Elon Musk, CEO Facebook Mark Zuckerberg, Ashton Kutcher, Kanye West, Drake, Kevin Hart, dan banyak lagi.
Diketahui, sebelum melakukan pendekatan dengan Clubhouse, Twitter juga berencana meluncurkan fitur audio-chat yang mirip dengan Clubhouse. Twitter sudah mengembangkan fitur serupa yang disebut Spaces sejak akhir tahun lalu.
Spaces memungkinkan pengguna berbagi klip audio lewat cuitan dan pesan langsung atau direct message (DM). Undangan untuk ruang obrolan diberikan lewat DM atau tautan.