Elon Musk Kehilangan Rp 81 T Setelah Insiden Mobil Tesla Tabrakan

Instagram/Elonrmuskk
Pendiri Tesla Elon Musk
20/4/2021, 12.08 WIB

Kekayaan Elon Musk berkurang US$ 5,6 miliar atau sekitar Rp 81 triliun karena harga saham Tesla turun 3,8% pada perdagangan Senin sore (19/4) waktu Amerika Serikat (AS). Penurunan terjadi menyusul laporan dua orang tewas dalam kecelakaan mobil Tesla di Spring, Texas, AS, Sabtu (17/4).

Imbas penurunan harga saham tersebut, kekayaan Elon Musk US$ 174,1 miliar berdasarkan perkiraan Forbes. Ia pun menjadi orang terkaya ketiga di dunia setelah bos Amazon Jeff Bezos (US$ 195,9 miliar) dan taipan barang mewah asal Prancis, Bernard Arnault (US$ 180,3 miliar).

Padahal, Elon masih menjadi orang terkaya kedua di dunia pada awal April (6/4) menurut data Forbes. Rinciannya sebagai berikut:

Harga saham Tesla melorot setelah dua orang pria meninggal dunia saat Tesla Model S 2019 yang ditumpangi menabrak pohon di utara Houston pada Sabtu malam. Otoritas setempat yakin bahwa kendaraan itu beroperasi tanpa siapa pun di kursi pengemudi.

Salah satu korban duduk di kursi penumpang depan. Sedangkan yang lainnya di kursi belakang.

“Kendaraan tersebut melaju dengan kecepatan tinggi di sepanjang tikungan sebelum berbelok dari jalan dan terbakar sekitar pukul 11:25 (waktu setempat),” kata polisi dikutip dari Forbes, Senin malam (19/4).

Polisi Harris County Precinct 4 Mark Herman mengatakan kepada media, kru darurat memadamkan mobil Tesla yang terbakar sekitar empat jam. Tim bahkan menghubungi Tesla untuk meminta bantuan.

Kecelakaan itu menimbulkan pertanyaan tentang fitur Autopilot Tesla. Namun, pihak berwenang belum yakin apakah Autopilot aktif selama kecelakaan yang menewaskan kedua pria yang masing-masing berusia 59 dan 69 tahun.

Sedangkan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional mengatakan, telah melakukan menyelidikan terkait kecelakaan mobil Tesla sekitar 12 kali pada bulan lalu. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional juga menyatakan, mobil listrik tidak selalu lebih berbahaya daripada yang bertenaga gas. Baterai lithium tegangan tinggi seperti yang digunakan di Tesla misalnya, dapat menyala kembali bahkan setelah api awal dipadamkan.

Elon Musk pun menyangkal bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh Autopilot Tesla. “Log data yang ditemukan menunjukkan bahwa (fitur) Autopilot tidak diaktifkan,” kata dia melalui akun Twitter @elonmusk dengan hampir 52 juta pengikut.

"Selain itu, Autopilot standar akan membutuhkan jalur untuk bisa aktif. Jalur itu tidak tersedia pada jalan ini (saat kecelakaan)," tulis Musk.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan