Data sebanyak 279 juta orang warga Indonesia milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan diketahui bocor dan dijual di forum peretas, raidforums.com. BPJS Kesehatan kemudian melakukan investigasi kebocoran data tersebut.
Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma'ruf mengatakan pihaknya langsung melakukan penelusuran lebih lanjut terkait kebocoran data ini. Penelusuran ini untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan atau bukan.
"Kami juga sudah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya," kata Iqbal kepada Katadata.co.id, Kamis (20/5).
Seiring dengan investigasi itu, BPJS Kesehatan mengaku konsisten memastikan keamanan data pesertanya terlindungi. Iqbal mengatakan BPJS Kesehatan mengandalkan kemampuan big data kompleks yang tersimpan di server.
Menurutnya, BPJS kesehatan sudah memiliki sistem pengamanan data yang ketat dan berlapis. "Ini sebagai upaya menjamin kerahasiaan data termasuk di dalamnya data peserta Jaminan Kesehatan (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)," ujarnya.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga rutin melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan perlindungan data yang lebih maksimal.
Pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merespons masalah ini. "Kementerian Kominfo sedang melakukan pendalaman atas dugaaan kebocoran data tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi kepada Katadata.co.id, Kamis (20/5).
Data BPJS kesehatan yang bocor meliputi nama peserta, KTP, gaji, nomor ponsel, email, serta alamat.
Data tersebut diunggah oleh akun bernama kotz. Satu juta data diberikan secara gratis oleh akun itu tanpa kata sandi sebagai contoh.
Sedangkan, total data yang tersedia ada 279 juta. "Ada juga 20 juta data yang memiliki foto pribadi," kata akun itu dikutip dari forum.
Namun, kabar bocornya data BPJS Kesehatan itu bermula ketika pengguna Twitter bernama @ndagels mencuit dengan menampilkan cuplikan situs jual beli data.
"Data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual, bahkan ada data orang yang dudah meninggal," katanya pada Kamis (20/5).
Dalam cuitan selanjutnya, ia mengatakan bahwa kumpulan data BPJS Kesehatan yang bocor itu dijual dengan harga 0,15 bitcoin atau sekitar US$ 6 ribu (Rp 86,4 juta).