Prediksi Kelangkaan Cip Hingga 2022, Xiaomi Siapkan Sejumlah Strategi

Metta Dharmasaputra, Katadata.
Xiaomi Campus di kawasan Xi\'erqi, distrik Haidian, Tiongkok, Senin (18/11/2019).
21/5/2021, 11.10 WIB

Produsen ponsel pintar atau smartphone asal Tiongkok Xiaomi memperkirakan kelangkaan cip (chipset) dunia saat ini akan berlangsung hingga tahun depan. Meski begitu, Xiaomi telah menyiapkan berbagai upaya menangani kelangkaan cip.

Dalam postingannya di situs mikro-blog Weibo, Presiden Xiaomi Lu Weibing mengatakan kelangkaan semikonduktor atau cip bukan masalah yang bisa diatasi dalam jangka pendek. Alhasil, kelangkaan pasokan cip itu tidak mungkin dapat diselesaikan tahun ini. 

"Tahun ini pasti tidak akan ada yang mereda. Jika Anda optimis tahun depan, kelangkaan cip selesai pada paruh pertama," katanya dikutip dari Gizmochina pada Kamis (20/5).

Menurutnya, masalah kelangkaan pasokan cip global telah memengaruhi berbagai industri. Misalnya, pengiriman mobil dari produsen jadi terhambat karena mereka membutuhkan cip sebagai otak kendaraan.

Pada awal tahun ini, beberapa produsen mobil seperti Ford, Toyota, Volkswagen, Nissan, Fiat, hingga Audy telah mengurangi produksi mobilnya. Ford misalnya, telah memerintahkan penghentian produksi selama sebulan di salah satu pabrik di Jerman. Sedangkan Audy memangkas produksi 10 ribu unit pada kuartal pertama tahun ini.

Kelangkaan cip juga memengaruhi produksi smartphone. Meski begitu, Weibing percaya bahwa kondisi itu menunjukkan pertumbuhan permintaan prosesor 5G di smartphone yang tinggi. Produsen smartphone kini meningkatkan kebutuhan akan komputasi kinerja tinggi pada smartphone.

Untuk mengatasi kelangkaan cip, Xiaomi telah menyiapkan strategi, salah satunya meningkatkan investasi pengembangan cip. Langkah ini juga bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap ekosistem di Amerika Serikat (AS).

"Jalan pengembangan cip itu panjang dan penuh tantangan, tetapi kami memiliki kesabaran dan ketekunan untuk mewujudkannya," kata pendiri Xiaomi Lei Jun dikutip dari Gizmochina, April lalu (5/4).

Xiaomi gencar berinvestasi pada pengembangan cip sejak 2019. Asia Nikkei melaporkan, saat itu, Xiaomi berinvestasi di enam perusahaan semikonduktor di Tiongkok. Jumlahnya melonjak menjadi 22 perusahaan pada tahun lalu, seiring meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok.

Kemudian, pada Maret tahun ini, Xiaomi menambah kepemilikan saham secara signifikan terhadap 34 perusahaan cip dan 25 produsen perangkat keras (hardware) di Negeri Panda.

Langkah Xiaomi juga sejalan dengan upaya pemerintah Tiongkok mengembangkan cip nasional. Beijing berencana menggaet 90 perusahaan, termasuk Xiaomi dan Huawei, untuk mengembangkan industri semikonduktor lokal. 

Beberapa nama perusahaan tersebut yakni Huawei, HiSilicon, Xiaomi, SMIC, Unichip Microelectronics, Zhanrui Communication, ZTE Microelectronics, China Mobile, China Unicom, ZTE, dan Tencent. 

Semua perusahaan Tiongkok itu telah mengajukan permohonan kerja sama untuk membentuk Komite Teknis Standardisasi Sirkuit Terpadu Nasional. "Mereka akan memperkuat industri semikonduktor Tiongkok," dalam informasi resmi Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) yang dikutip dari Gizchina, Februari lalu (1/2).

Mereka akan menempati sekretariat yang diusulkan di China Electronics Standardization Institute. Konsorsium itu bakal berfokus pada penelitian dan perumusan standar pengembangan industri semikonduktor lokal. Tujuannya, meningkatkan standar yang relevan dalam penilaian produk seperti cip. 

Selain itu, bertugas meningkatkan keandalan dan persyaratan keamanan informasi produk cip yang terintegrasi dalam aplikasi. Misalnya, cip dengan internet seluler, komputasi awan (cloud), Internet of Things (IoT) hingga big data.

Pasokan cip menjadi langka, imbas dari sanksi yang diterapkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump terhadap raksasa semikonduktor asal Tiongkok Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC). Trump memasukan SMIC ke dalam daftar hitam (blacklist) terkait investasi maupun perdagangan. 

Produksi cip SMIC pun terbatas. Banyak negara yang menyiasati kebutuhan cip dengan beralih ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC). Namun, perusahaan itu kewalahan memenuhi permintaan cip, sehingga semikonduktor dunia mengalami kelangkaan.