Aplikasi perpesanan WhatsApp memperbarui fitur pemrogaman antarmuka (application programming interface/API) khusus untuk bisnis atau WhatsApp Business API. Pembaruan ini merupakan jawaban berbagai kritik atas diterapkannya kebijakan baru Whatsapp terkait privasi.
Melalui pembaruan ini, perusahaan mengklaim aplikasinya dapat membuat interaksi antara pengguna bisnis dan pelanggan lebih efisien. "Ini akan memudahkan pelanggan untuk chat dengan bisnis," ujar WhatsApp dalam siaran persnya pada Kamis (3/6).
Dalam pembaruannya, WhatsApp menambah beberapa fitur dan meningkatkan kinerja layanan. Salah satunya, mempercepat proses pendaftaran atau onboard pengguna ke akun bisnis di aplikasi khusus.
"Kami memangkas waktu yang dibutuhkan bisnis untuk onboard, yang biasanya diperlukan waktu berminggu-minggu menjadi lima menit," katanya.
WhatsApp juga menambah opsi pemberitahuan atau notifikasi yang lebih banyak untuk pelanggan dari akun bisnis. Penambahan ini diberikan karena akun bisnis sering mengalami kendala dalam mengirim notifikasi berwaktu.
"Kami mendukung lebih banyak jenis pesan, seperti pesan yang memberi tahu pelanggan kapan suatu item kembali tersedia," ujar WhatsApp.
WhatsApp juga meluncurkan fitur pesan otomatis hingga 10 opsi agar pelanggan tidak perlu lagi mengetik respons secara manual. Adapun tombol balas akan memudahkan pelanggan secara cepat memilih hingga tiga opsi hanya dengan sekali ketukan.
"Fitur ini dapat diatur sebelumnya oleh pengguna akun bisnis di aplikasi khusus API WhatsApp Business," ujar WhatsApp.
WhatsApp memperbarui layanan khusus bisnis seiring dengan diterapkannya kebijakan baru tentang privasi pada Mei lalu (15/5). Anak usaha Facebook itu menjelaskan, perubahan pada ketentuan layanan dan kebijakan privasi anyar itu hanya terkait perpesanan antara bisnis dan pelanggan. Hal yang berubah yakni pengguna akan dapat terhubung dengan lebih banyak bisnis. Pengguna dapat memilih apakah ingin chat dengan akun bisnis di WhatsApp atau tidak.
Selain itu, pengguna dapat memblokir atau menghapus akun bisnis dari daftar kontak. Whatsapp bisnis juga mengungkinkan bisnis yang lebih besar seperti maskapai penerbangan atau retail, dapat menerima pertanyaan dari ribuan pelanggan sekaligus. Ini memungkinkan pelanggan melacak pesanan atau mengetahui informasi penerbangan.
WhatsApp mengumumkan kebijakan baru terkait penggunaan data pada awal tahun ini. Namun, kebijakan ini ditunda dari rencana awal pada 8 Februari menjadi 15 Mei karena menuai beragam kritik. Opsi berbagi data itu menimbulkan kekhawatiran soal keamanan privasi.
Kebijakan Whatsapp terkait privasi mendapatkan cemohan dari pesaingnya Telegram. Melalui akun resminya di media sosial Twitter, Telegram mengunggah foto meme berupa gambaran beberapa tempat sampah dengan salah satunya yang berada diujung memuat logo WhatsApp dan Facebook.
WhatsApp membalasnya dengan sindiran bahwa Telegram tidak mempunyai sistem keamanan end-to-end encryption secara default. "Yang tidak diketahui orang-orang adalah Telegram tidak dienkripsi end-to-end secara default," kata WhatsApp di akun Twitternya pada Mei lalu (15/5).