Perusahaan asal Tiongkok, Xiaomi mulai merekrut banyak pekerja di bidang pengembangan mobil listrik (electric vehicle). Ini dilakukan ketika Huawei telah menjual kendaraan listrik pada Mei lalu.
"Xiaomi membuka beberapa posisi baru di perusahaan yang mencakup kategori untuk kendaraan listrik," demikian dikutip dari Gizmochina, Selasa (15/6). Semua posisi baru ini akan ditempatkan di kantor yang berbasis di Haidian, Beijing.
Posisi yang dimaksud seperti teknisi platform data, infrastruktur kendaraan, bagian perencanaan, algoritme milimeterwave, alat pengembangan, front-end, perangkat lunak tertanam, dan lainnya.
Xiaomi sempat menyampaikan bahwa kantor pusat penelitian dan pengembangan akan berlokasi di Beijing.
Selain merekrut banyak tenaga kerja, Xiaomi mendirikan anak usaha baru untuk mengerjakan proyek kendaraan listrik dan bisnis terkait. Chief Executive Officer Xiaomi Group Lei Jun akan langsung memimpin entitas baru ini.
Pada tahap awal, Xiaomi berencana menginvestasikan sekitar 10 miliar yuan atau US$ 1,5 miliar (Rp 21,3 triliun). Kemudian, selama 10 tahun, mengalokasikan lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 143 triliun untuk bisnis mobil listrik.
Mobil listrik tersebut akan menyasar pasar yang luas. Oleh karena itu, Xiaomi menggaet Great Wall Motor Co Ltd Tiongkok dan menggunakan pabriknya untuk membuat mobil listriknya sendiri.
Raksasa teknologi asal Tiongkok lainnya yang mengembangkan mobil listrik yakni Huawei. Perusahaan ini menggaet produsen kendaraan, Chongqing Xiaokang dan telah menjual mobil listrik pertama bermerek Cyrus SF5.
Mobil itu dibanderol 216.800 - 246.800 yuan atau US$ 27.771 - US$ 31.614 (Rp 398 juta – Rp 453 juta). “Menurut laporan terbaru, Huawei akan menjual mobil di experience store untuk pertama kalinya,” demikian dikutip dari Gizchina, Mei lalu (23/5).
Huawei juga menginvestasikan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun untuk mengembangkan mobil listrik. "Kami akan menginvestasikan lebih dari US$ 1 miliar dalam pengembangan komponen mobil tahun ini," kata Rotating Chairman Huawei Eric Xu dikutip dari Bloomberg, April lalu (12/4).
Kedua perusahaan menyasar pasar mobil listrik karena potensinya dinilai besar. Berdasarkan data Canalys, penjualan mobil listrik di Tiongkok diperkirakan naik lebih dari 50% tahun ini. Sebab, konsumen lebih memilih mobil ramah lingkungan.
Produsen gadget lainnya, LG dan Apple pun gencar mengembangkan mobil listrik. LG memutuskan untuk mundur dari bisnis ponsel mulai akhir Juli, karena merugi.
Perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu kemudian berfokus pada komponen kendaraan listrik, robotika, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), business to business (B2B), dan perangkat terhubung lainnya.
Apple juga dikabarkan berencana membuat Apple Car, yang akan diproduksi pada 2024. Reuters melaporkan, perusahaan AS itu pun mendekati sejumlah produsen mobil listrik seperti Nissan, Hyundai, dan Kia Corp.