Sertifikat Vaksin Corona Palsu Dijual di Dark Web Diburu 250.000 Orang

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Petugas medis menunjukkan vaksin astrazeneca kepada warga RT 03/RW 03, Kelurahan Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur bersiap untuk melakukan suntik vaksin,Kamis (3/6/2021).
5/7/2021, 11.00 WIB

Sertifikat vaksinasi Covid-19 palsu dijual di situs gelap (dark web) di Italia. Kepolisian mencatat, sekitar 250 ribu orang sudah mendaftar dan siap membeli sertifikat ini beserta vaksin virus corona.

Head of the Milan tax police's cyber-fraud Gian Luca Berruti mengatakan, polisi mengidentifikasi para pelaku dan jumlah pendaftar. "Ada sekitar 250 ribu pengguna mendaftar, dan seratus mencoba berinteraksi dengan penjual," kata dia dikutip dari Reuters, Minggu (4/7).

Sedangkan para pelaku dapat dituntut hingga enam tahun penjara atas pelanggaran itu. “Pelaku melakukan penipuan dan penggunaan dokumen palsu," ujar Berruti.

Reuters melaporkan, polisi melakukan penyelidikan menggunakan dua alat berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Perangkat ini memungkinkan polisi memantau situs gelap secara real time, dan dapat berinteraksi sebagai pelanggan potensial.

Hasil dari penyelidikan menyebutkan bahwa penjual menjalankan skema yang awalnya menggunakan 10 channel di Telegram. Saluran ini bakal terhubung ke akun anonim di situs gelap.

Dark web merupakan bagian dari internet yang tidak bisa diakses dengan mesin pencari atau browser biasa seperti Google Chrome. Biasanya barang-barang ilegal seperti obat-obatan, senjata hingga jasa pembunuh bayaran diperjual belikan di situs ini.

Pembayaran menggunakan mata uang kripto (cryptocurrency). Paket berisi vaksin dan sertifikat dijual sekitar 110 - 130 euro atau US$ 130 - US$155 (Rp 1,8 juta – Rp 2,2 juta). 

Polisi Italia mengatakan, sertifikat vaksinasi Covid-19 berasal dari Uni Eropa. Setelah diselidiki, dokumen ini palsu.

Uni Eropa memang meluncurkan sertifikat vaksinasi Covid-19 digital yang dirancang untuk membantu warga bepergian melintasi 27 negara. Dokumen ini memiliki kode Quick Response (QR Code) yang menunjukkan apakah seorang pelancong telah divaksinasi atau dinyatakan negatif Covid-19.

Sedangkan pada sertifikat palsu, data identifikasi telah dipalsukan. Kode QR dibuat secara khusus disesuaikan dengan nomor tahap vaksin dosis pertama dan kedua.

Sebelumnya perusahaan teknologi blockchain Coinfirm menemukan sejumlah pasar vaksin ilegal di situs gelap. Pelaku menerima pembayaran dengan mata uang kripto.

"Penyelidikan menemukan scammers yang menawarkan vaksin Covid-19 di situs gelap dan kemungkinan korupsi sektor kesehatan,” demikian dikutip dari laporan perusahaan, pekan lalu (1/7).

Dari tangkapan layar yang dibagikan oleh Coinfirm, ada vendorbernama ‘vaccine shop" yang menawarkan vaksin virus corona curian. Vaksin yang dijual seperti BioNTech dan Moderna.

Penjual mengklaim telah mengirimkan vaksin itu langsung dalam paket pendingin ke Amerika Serikat (AS), Kanada, Meksiko, Polandia, Prancis, Belanda, Italia, dan Spanyol.

Coinfirm menemukan bahwa vendor yang menjual vaksin itu ada di pasar Rusia dan AS. Vendor juga mengklaim dapat memasukkan detail identitas pembeli ke dalam basis data kesehatan nasional dan menjual bukti penerimaan sertifikat vaksin.

Coinfirm mengklaim telah menemukan alamat dompet kripto milik seorang yang bertransaksi di Hong Kong. Sedangkan klien mereka di Eropa Timur.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan