Tiga Cara Menteri Kesehatan Atasi Pandemi Corona Lewat Layanan Digital
Kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat, sehingga memaksa pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 4. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tiga cara berbasis digital untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Pertama, melibatkan 11 startup kesehatan untuk menyediakan konsultasi secara online (telemedicine) hingga pengiriman obat bagi pasien positif Covid-19. Platform yang digaet yakni Alodokter, Getwell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok.
“Kami sudah mengidentifikasi bagaimana mereka bisa mendiagnosa secara online,” kata Budi dalam acara virtual Bank Dunia bertajuk ‘Beyond Unicorns: Harnessing Digital Technologies for Inclusion in Indonesia’, Kamis (29/7).
Ke depan, Kemenkes ingin mengoptimalkan pemanfaatan data pribadi untuk meningkatkan layanan kesehatan. Dengan begitu, dokter bisa mengakses informasi lengkap mengenai kesehatan tiap pasien yang datang secara instan.
Namun harus ada standar tentang bagaimana data sensitif itu bisa diakses. “Data ini bisa digunakan untuk meningkatkan diagnosa data kesehatan masyarakat,” ujar dia.
Kedua, menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk mendorong vaksinasi Covid-19. Kemenkes bekerja sama dengan swasta, kementerian dan lembaga (K/L) untuk mewajibkan vaksinasi corona jika ingin mengakses layanan.
Untuk memastikan sertifikat vaksin asli, Kemenkes menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Hal ini sudah diterapkan di Bandara Soekarno Hatta. “Kami bisa memperluas ini di stadion, bioskop, dan lainnya untuk mengontrol jumlah pengunjung,” katanya.
Terakhir, Kemenkes ingin membangun ekosistem yang mendukung startup kesehatan. “Jika mendapatkan pola yang sesuai, kami bisa mereplikasi itu baik di kesehatan maupun bioteknologi,” ujarnya.
Budi pun ingin melakukan reformasi di enam sisi. Pertama, pada layanan kesehatan. “Kami ingin anggaran Kemenkes lebih banyak digunakan untuk mencegah orang sakit,” ujar dia.
Kedua, reformasi sektor kesehatan seperti rumah sakit. ketiga, mendorong ketangguhan sektor kesehatan yang lebih siap dalam menghadapi krisis. Keempat, pendanaan.
Kelima, reformasi sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan. Terakhir, teknologi.
“Kebijakan yang baik biasanya muncul dari tantangan besar,” ujar Budi. “Kami bisa menjadikan krisis ini untuk memulai reformasi.”