Tiongkok Bidik 25 Raksasa Teknologi, termasuk Alibaba dan Induk TikTok

ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Presiden China Xi Jinping tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China di Balai Agung Rakyat di Beijing, China, Minggu (29/9/2019).
Penulis: Desy Setyowati
31/7/2021, 16.00 WIB

Tiongkok memerintahkan 25 raksasa teknologi, termasuk Alibaba dan induk TikTok, Bytedance untuk melakukan inspeksi internal. Mereka diminta memperbaiki persoalan keamanan data hingga perlindungan hak konsumen.

Kementerian Teknologi Informasi Perindustrian Tiongkok memanggil 25 perusahaan teknologi itu pada Jumat (30/7). Kementerian juga menggelar pertemuan terpisah dengan Alibaba, Tencent, dan 10 raksasa teknologi pada Rabu (28/7).

Meituan, Xiaomi, dan induk TikTok juga termasuk di antara perusahaan yang dipanggil.

Pertemuan itu digelar setelah regulator industri internet mengumumkan akan memulai kampanye untuk menindak aktivitas online ilegal selama enam bulan. Internet Society of China atas nama MIIT meminta raksasa teknologi meningkatkan perlindungan keamanan data, termasuk ekspor informasi utama.

Tiongkok juga berencana memanggil Tencent dan 13 perusahaan lain untuk mengatasi masalah terkait notifikasi (pop-up) dalam iklan. MIIT memerintahkan perusahaan untuk mengatasi delapan jenis perilaku bermasalah termasuk pop-up, pengumpulan dan penyimpanan data, serta pemblokiran tautan eksternal.

Pada sesi sebelumnya, perusahaan diminta memastikan bahwa mereka membangun sistem manajemen keamanan data. Selain itu, wajib menunjuk personel yang bertanggung jawab atas keamanan data.

“Raksasa teknologi itu juga diminta memperkuat pengawasan tentang seberapa penting informasi yang diekspor,” kata Beijing dalam pernyataan, dikutip dari Bloomberg, Jumat (30/7).

Tindakan keras itu merupakan langkah baru Beijing untuk mengendalikan para pemimpin teknologi di Tiongkok.

Pemerintah Xi Jinping sendiri menjadikan keamanan data sebagai salah satu prioritas utama dalam kampanye melawan industri internet. Regulator merujuk pada risiko keamanan data sebagai alasan utama penyelidikan terhadap Didi Global Inc.

Beijing juga mengusulkan undang-undang yang mewajibkan hampir semua perusahaan yang ingin mencatatkan saham perdana atau IPO di luar Tiongkok, untuk meminta persetujuan.

Sebelumnya, Beijing beberapa kali mendenda perusahaan teknologi seperti Alibaba dan Tencent terkait antimonopoli.

Pemerintah Negeri Panda ini juga sempat memanggil 34 perusahaan teknologi termasuk Tencent, JD.Com, Baidu, dan ByteDance. Mereka diminta memperbaiki strategi persaingan usaha guna menghindari tindakan monopoli.