Tencent berfokus mengembangkan layanan streaming game lewat platform Penguin Esports. Ini dilakukan saat pemerintah Cina mulai membidik pengembang gim online.
Pengembang PUBG itu sebelumnya gagal menggabungkan dua situs streaming video-game Huya dan DouYu karena tekanan Beijing. Tencent lantas membentuk tim baru yang didedikasikan untuk desain dan operasi Penguin Esports, berdasarkan laporan Bloomberg.
Sedangkan tim di departemen streaming game sebelumnya akan dibubarkan. Beberapa staf di departemen lama juga bakal dipindah ke Penguin Esports
Penguin Esports akan dipimpin oleh Chairman Huya, Huang Lingdong. Sedangkan Bobby Jin yang sebelumnya bertanggung jawab mengurus liga e-sports, League of Legends bakal mendampingi Huang.
"Penguin Esports beroperasi dengan lancar," kata juru bicara Tencent dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/8).
Tencent gencar mengembangkan layanan streaming game seiring karena potensinya besar. Ukuran pasar ini di Tiongkok berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
KrAsia melaporkan, pasar streaming gim diperkirakan 20 miliar yuan atau sekitar US$ 3 miliar tahun ini. Sekitar 350 juta orang di Cina menonton streaming game tahun lalu. Mayoritas berusia di bawah 30 tahun.
Sebelumnya Tencent berniat menggabungkan Huya dan DouYu untuk menguasai pasar streaming game. Namun regulator menghentikan rencana ini pada awal Juli. Alasannya, penggabungan akan menimbulkan iklim usaha anti-persaingan.
Selama tahun ini, regulator Tiongkok memang meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan teknologi, termasuk Tencent. Beijing bahkan beberapa kali mendenda Tencent dan anak usahanya, terkait monopoli.
Pada Juli, Tiongkok mendenda Tencent 500 ribu yuan atau US$ 77.150 (Rp 1,1 miliar), karena melanggar aturan terkait monopoli. Badan Regulasi Pasar Tiongkok (SAMR) juga mencabut perjanjian hak eksklusif pengembang gim PUBG itu di industri musik.
Alhasil, Tencent mencatatkan perlambatan pertumbuhan pendapatan setelah beberapa kali didenda oleh Tiongkok. Penghasilannya tumbuh 20% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 138,26 miliar yuan atau Rp 306 triliun pada kuartal II. Labanya 42,6 miliar yuan atau Rp 95 triliun.
Penghasilan dari lini bisnis game online tumbuh melambat, yakni hanya naik 12% menjadi 43 miliar yuan atau Rp 95 triliun. Tahun lalu, divisi ini tumbuh 40% dengan pendapatan 38,29 miliar yuan atau Rp 81,6 triliun.
Sedangkan kini regulator Cina berencana memperkuat pemeriksaan terhadap pengembangan game online. Selain itu, “memiliki ‘toleransi nol’ terhadap mereka yang mendistorsi sejarah,” kata National Radio (CNR) dalam kolom komentar di situs dikutip dari Reuters, dua pekan lalu (14/8).
Itu merupakan pernyataan baru dari serangkaian artikel kritis terkait regulasi di bidang teknologi, khususnya game online di Tiongkok. Salah satu berita yang tayang di media pemerintah bulan ini menyebut, bahwa gim online menjadi ‘candu spiritual’.
Artikel itu melaporkan bahwa anak-anak kecanduan bermain game online dan mendesak pembatasan yang lebih ketat. Ini membuat saham pengembang PUBG, Tencent Holdings Ltd dan perusahaan video game lainnya tergelincir.
Tencent pun segera mengumumkan peraturan baru bermain gim populer buatannya, yaitu Honor of Kings. Waktu bermain anak-anak dibatasi.