Cina berencana menerapkan redistribusi kekayaan lewat inisiatif ‘kemakmuran bersama’. Alibaba pun akan menginvestasikan 100 miliar yuan atau sekitar Rp 221 triliun selama beberapa tahun ke depan.
Raksasa e-commerce asal Cina itu bakal memasukkan uang ke dalam 10 inisiatif termasuk inovasi teknologi, pembangunan ekonomi, penciptaan lapangan kerja berkualitas tinggi, dan mendukung kelompok rentan.
Bulan lalu, Presiden Cina Xi Jinping menyerukan penyesuaian pendapatan berlebihan yang masuk akal. Ia mendorong kelompok dan bisnis berpenghasilan tinggi untuk menyumbang lebih banyak untuk kepentingan masyarakat luas.
“Alibaba adalah penerima manfaat dari kemajuan sosial dan ekonomi yang kuat di Cina selama 22 tahun terakhir. Kami sangat percaya bahwa jika masyarakat dan ekonomi baik-baik saja, maka Alibaba akan baik-baik saja,” kata CEO Alibaba Daniel Zhang dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (3/9).
Oleh karena itu, Alibaba menyumbang 100 miliar yuan. “Kami ingin melakukan bagian untuk mendukung terwujudnya kemakmuran bersama melalui pembangunan berkualitas tinggi,” kata dia.
Raksasa game online asal Tiongkok, Tencent juga berencana menyisihkan 50 miliar yuan atau sekitar Rp 110,9 triliun untuk inisiatif ‘kemakmuran bersama’. Kemudian CEO Pinduoduo Chen Lei berjanji akan menyumbangkan US$ 1,5 miliar atau Rp 21,6 triliun dari pendapatan perusahaan untuk mendukung modernisasi pertanian dan vitalisasi pedesaan.
Berdasarkan data dari Hurun Research Institute, sumbangan dari 10 pengusaha top Cina meningkat hampir tiga kali lipat selama 10 tahun terakhir. Data Bloomberg menunjukkan, sumbangan miliarder Tiongkok tahun ini meningkat 20% dibandingkan tahun lalu.
Program amal dan beragam sumbangan para perusahaan teknologi Cina itu seiring dengan rencana Beijing yang akan menerapkan kembali sistem redistribusi pendapatan. Ahli kebijakan ekonomi Tiongkok di Center for Strategic and International Studies Scott Kennedy juga mencatat bahwa banyak eksekutif teknologi Tiongkok yang membangun reputasi filantropi setelah mendapatkan tekanan.
"Jack Ma dari Alibaba misalnya, memimpin gelombang pengusaha untuk menciptakan tren filantropi, setelah mendapatkan tekanan dari Tiongkok," kata Scott dikutip Financial Time pada akhir pekan lalu (29/8).
(REVISI: Ada perubahan pada Judul, Pengantar, dan Paragraf pertama dari Rp 221 miliar menjadi Rp 221 triliun pada Pukul 16.26 WIB)