Pemerintah Cina kembali menekan para pengembang gim online, salah satunya Tencent. Pembuat PUBG ini pun tak bisa meluncurkan game baru untuk sementara.
Beijing memanggil pengembang game online seperti Tencent dan NetEase. Setelah pertemuan ini, pemeirntah Cina memutuskan untuk menangguhkan sementara pendaftaran gim baru.
"Untuk sementara menangguhkan persetujuan semua gim online baru," demikian dikutip dari Gadget 360, Kamis (9/9). Namun pemerintah Cina belum mengumumkan lama penangguhan.
Pemerintah Cina pernah mengeluarkan kebijakan penangguhan gim online pada 2018. Ini membuat laba pengembang seperti Tencent, turun drastis.
Kebijakan itu bertujuan mengurangi kecanduan game di kalangan anak muda.
Baru-baru ini, Beijing juga memerintahkan Tencent dan perusahaan gim lain untuk mengurangi layanan kepada anak-anak. Para pemain (gamer) muda hanya boleh bermain satu jam pada Jumat – Minggu dan hari libur.
Aturan yang diterbitkan oleh Administrasi Pers dan Publikasi Nasional itu menyebutkan, pengguna di bawah 18 tahun hanya dapat bermain game selama Pukul 8 - 9 malam waktu setempat pada hari-hari tersebut.
Perusahaan game online akan dilarang memberikan layanan kepada anak di bawah umur dalam bentuk apa pun di luar jam tersebut. Selain itu, “korporasi perlu memastikan bahwa mereka menerapkan sistem verifikasi nama asli,” kata regulator.
Administrasi Pers dan Publikasi Nasional mengatakan kepada Xinhua bahwa mereka akan meningkatkan frekuensi dan intensitas inspeksi kepada perusahaan game online Ini untuk memastikan mereka menerapkan batas waktu dan sistem anti-kecanduan bermain game.
“Aturan itu bertujuan secara efektif melindungi kesehatan fisik dan mental anak di bawah umur,” ujar regulator. “Mendesak perusahaan gim Cina untuk selalu memprioritaskan kebaikan sosial dan secara aktif menanggapi masalah masyarakat.”
Akibat sejumlah tekanan, Tencent mencatatkan pelambatan pertumbuhan bisnis gim. Penghasilan dari game hanya naik 12% menjadi 43 miliar yuan atau Rp 95 triliun. Padahal tahun lalu, divisi ini tumbuh 40% dengan pendapatan 38,29 miliar yuan atau Rp 81,6 triliun.
Kekayaan CEO Tencent Pony Ma pun merosot menjadi US$ 45,8 miliar atau Rp 656 triliun pada pekan lalu (3/8), berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index. "Turun US$ 14 miliar sejak November 2020," demikian dikutip dari Bloomberg, Agustus lalu (4/8).
Pony Ma pun kini menempati urutan ketiga dalam daftar orang kaya di Tiongkok. Posisinya ada di bawah pendiri Alibaba Jack Ma, yang memiliki kekayaan bersih US$ 47,8 miliar atau Rp 685 triliun.