Indosat - Tri Merger, Bagaimana Tren Konsolidasi Operator Telko 2022?

Indosat, Tri, Telkomsel
Logo Indosat, Tri, dan Telkomsel
30/12/2021, 06.00 WIB

Indosat dan Hutchison 3 Indonesia (H3I) mengumumkan kesepakatan merger pada September (16/9). Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (ATSI) dan peneliti memperkirakan, tren konsolidasi berlanjut tahun depan. 

Sekretaris Jenderal ATSI Marwan O Baasir mengatakan, konsolidasi atau merger merupakan keniscayaan. "Ini upaya operator seluler agar bisa bersaing lebih baik,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (29/12).

Apalagi, Undang-undang (UU) Cipta Kerja membuka kemungkinan kolaborasi seluas-luasnya bagi perusahaan telekomunikasi dalam membangun infrastruktur digital. Dengan begitu, peluang merger tinggal menunggu waktu saja.

“Namun, keputusan tentu ada di pemegang saham," ujar Marwan.

Menurutnya, merger akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan layanan telekomunikasi. Sebab, konsolidasi bakal menghasilkan jumlah spektrum frekuensi yang lebih besar. Dengan begitu, cakupan akses internet menjadi lebih luas.

Merger juga akan mendorong inovasi dan pengembangan jaringan. Tawaran produknya pun semakin beragam.

Wakil Ketua Umum ATSI Merza Fachys sepakat bahwa merger memberi manfaat positif bagi industri telekomunikasi. "Terutama dalam hal mengoptimalkan sumber daya (resource) dan menyehatkan industri," katanya.

Merza yang juga merupakan Presiden Direktur Smartfren Telecom sempat mengatakan bahwa perusahaannya membuka diri untuk merger dengan operator seluler lain. Hanya saja, ia tidak spesifik menyebutkan korporasi yang akan diajak kolaborasi.

Kabarnya, Smartfren akan merger dengan XL Axiata. XL juga mengaku siap untuk konsolidasi. "Kami sangat terbuka," kata CEO XL Axiata Dian Siswarini di kantornya, Jakarta, pada 2018 (13/11/2018).

Menurutnya, upaya konsolidasi sudah dilakukan perusahaan pada 2014, ketika XL bergabung dengan Axiata. Hanya, frekuensi masih menjadi persoalan yang dikaji oleh XL Axiata.

Peneliti teknologi informasi dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi sepakat, tren merger akan berlanjut tahun depan. "Merger Indosat dan Tri akan jadi referensi," katanya.

Ia mengatakan, potensi merger tahun depan mengarah pada Smartfren dan XL Axiata. Menurutnya, Smartfren lebih membutuhkan merger untuk dapat bersaing dengan Telkomsel dan perusahaan gabungan Indosat - Tri.

"Ini membuat XL Axiata berat jika bersaing dengan dua pemain tersebut. Maka merger dengan Smartfren menjadi opsi," ujarnya.

Di sisi lain, menurutnya merger memberikan dampak terhadap layanan internet yang membutuhkan kecepatan lebih tinggi dan bandwidth frekuensi lebih besar.

"Namun, yang mesti ditekankan, internet cepat bukan tujuan. Akan tetapi, bagaimana merger ini mendukung ekonomi digital, masyarakat lebih sejahtera, lebih cerdas dan terlibat dalam ekonomi digital yang lebih besar," ujarnya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan