Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perkembangan industri gim agar Indonesia tidak hanya sebagai pasar. Riset dari agensi komunikasi ASEAN Vero dan Decision Lab menunjukkan industri gim Indonesia potensi berkembang.
Vero dan Decision Lab membuat survei kepada 470 responden di Indonesia. Rata-rata responden berusia 16-41 tahun. Vero dan Decision Lab membagi responden ke dalam tiga kategori, yakni pemain gim (gamer), penonton gim (watcher) dan streamer.
Hasilnya, banyak pelaku gim di Indonesia memiliki kemampuan yang besar dalam membeli item atau produk gim khususnya kategori elektronik, teknologi, dan aksesoris. Riset menunjukkan bahwa setidaknya 52 juta orang Indonesia bermain gim secara konsisten.
Strategic Planning Director Vero mengatakan hasil survei menunjukkan bahwa pelaku gim di Indonesia menjadi pasar potensial. "Ini merupakan peluang besar bagi brand dan entitas bisnis," katanya dalam siaran pers, Rabu (5/1).
Kelompok usia pemain gim didominasi oleh milenial dengan rentang umur 26-37 tahun. Sekitar 68% dari kelompok tersebut memiliki pendapatan rata-rata Rp 10 juta per bulan.
Sekitar 82% pemain gim menyatakan bahwa mereka senang bermain sendiri dan terhubung dengan orang lain secara online. Sementara, 62% pemain gim bermain setidaknya sekali dalam sehari dengan durasi sekitar 1-3 jam setiap sesi.
Responden menyatakan bahwa perangkat favorit untuk bermain game adalah ponsel pintar atau smartphone, yakni 69%. Sementara 20% lainnya memilih komputer pribadi atau PC.
Sedangkan, e-sport menurutnya menjadi platform potensial bagi brand. Berdasarkan riset, komunitas e-sports di Indonesia sebagian besar berada di Jakarta, diikuti oleh Surabaya dan Medan, dengan kelompok usia 26-37 tahun.
Mayoritas responden meminati genre e-sports Multiplayer Online Battle Arena (MOBA). Sebagian lagi lebih menyukai gim olahraga dan strategi kehidupan nyata. Adapun judul gim Mobile Legend dan PUBG mendominasi kategori permainan yang paling banyak dimainkan, ditonton, dan dijadikan streaming.
Berdasarkan riset New Zoo pada 2020, nilai ekonomi gim di Indonesia mencapai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 24,2 triliun. Apalagi, jumlah pengguna internet di Tanah Air 202,6 juta atau setara 73% populasi.
Namun pengembang gim lokal hanya menyerap 0,5% yakni US$ 8 juta atau Rp 114 miliar. “Angka ini seharusnya bisa kami tingkatkan, dengan menghasilkan gim baru yang bisa menembus pasar nasional dan global,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan dalam rekaman video saat penutupan IGDX 2021 Conference di Kuta, Bali, dikutip dari keterangan resmi, tahun lalu (21/11/2021).
Kantor Staf Presiden (KSP) pun mendorong pembentukan payung hukum ekosistem gim nasional sebagai subsektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi sangat besar. “Maka perlu adanya peta jalan industri gim nasional melalui perpres atau setidaknya dalam bentuk inpres,” kata Moeldoko saat menghadiri Rapat Terbatas Industri Gim Nasional dikutip dari Antara, pada Selasa (4/1).