Mundur dari Posisi CEO, Pendiri Twitter Bangun Sistem Tambang Bitcoin

Unsplash/Aleksi Raisa
Ilustrasi Bitcoin
17/1/2022, 10.38 WIB

Jack Dorsey mundur dari posisi CEO Twitter bulan lalu (1/12/2021) dan berfokus menggarap pasar uang kripto (cryptocurrency). Ia pun mengembangkan sistem penambangan bitcoin.

Pendiri Twitter itu juga mengusulkan pembuatan dana hukum pengembang guna memerangi tuntutan hukum. "Sebab, saat ini kripto menjadi lebih umum seiring berkembangnya ekosistem," demikian dikutip dari NDTV, Minggu (16/1).

Dorsey mengatakan, dana hukum bertujuan meminimalkan masalah hukum guna mencegah pengembang perangkat lunak secara aktif mengembangkan proyek lightning network, protokol privasi bitcoin, dan sejenisnya.

Proyek lightning network adalah teknologi lapis kedua di jaringan blockchain yang memfasilitasi pengguna bertransaksi secara lebih efisien dan cepat.

Menurut Dorsey, dana tersebut akan menawarkan bantuan hukum gratis apabila pengembang terlilit kasus hukum. Sebagian besar dari mereka bakal bergantung pada pengacara paruh waktu dan sukarelawan. 

Kemudian, pengelola dana akan membentuk anggota dewan yang menilai kasus dan memutuskan siapa saja yang menerima bantuan dana hukum.

Dorsey juga membangun sistem penambangan bitcoin melalui perusahaan besutannya Block, yang semula bernama Squere. Korporasi yang berdiri pada 2009 ini bermula dari platform teknologi finansial (fintech), lalu berkembang ke pasar bitcoin.

Pengembangan sistem penambangan bitcoin itu juga bertujuan memperluas layanan. Dengan begitu, produknya tidak hanya pembayaran, tapi juga teknologi blockchain.

"Kami secara resmi membangun sistem penambangan bitcoin terbuka," kata Dorsey dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (14/1).

Sistem penambangan bitcoin bertujuan memfasilitasi penambang agar lebih terdistribusi dan efisien dalam melakukan pembelian, penyiapan, pemeliharaan hingga penambangan.

Sebab, selama ini bitcoin beroperasi pada model bukti kerja alias proof of work (PoW) yang mengharuskan penambang bersaing memecahkan teka-teki kompleks dalam memvalidasi transaksi. Sedangkan prosesnya membutuhkan sumber daya energi mahal.

Dorsey mundur dari posisis CEO Twitter akhir tahun lalu dan digantikan oleh mantan CTO Parag Agrawal.

Alasan ia mengundurkan diri karena yakin perusahaan akan berkembang tanpa pendiri. "Kepercayaan saya pada Parag sebagai CEO Twitter sangat dalam. Karyanya selama 10 tahun terakhir telah transformasional," kata Dorsey dikutip dari The Guardian, akhir tahun lalu (30/11/2021).

Setelah mundur dari Twitter tahun lalu, Dorsey gencar berinvestasi di bitcoin. "Jika saya tidak berada di Square atau Twitter, saya akan mengerjakan bitcoin,” kata Dorsey pada Juni, dikutip dari Reuters, tahun lalu (30/11/2021).

Ia tertarik pada blockchain karena dianggap memiliki fungsi sebagai teknologi internet dasar yang tidak dikendalikan atau dipengaruhi oleh entitas mana pun.

Dia pun menyukai sifat desentralisasi kekuasaan di internet. Di Twitter, ia juga mempelopori pendanaan proyek BlueSky yang menjadi standar perusahaan media sosial.

Melalui proyek itu, pengguna jaringan media sosial akan dapat berkomunikasi dengan lebih mudah satu sama lain.

Head of research di Fundstrat Global Advisors Tom Lee mengatakan, fokusnya Dorsey kepada bitcoin akan membantu bullish harga untuk bitcoin. "Dibutuhkan orang-orang seperti Jack Dorsey untuk benar-benar menyusun fokus pada bitcoin,” kata Lee dikutip CNBC Internasional, tahun lalu (29/11/2021).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan