Bos Meta Mark Zuckerberg kehilangan kekayaan US$ 29 miliar atau sekitar Rp 417 triliun. Ini karena harga saham induk Facebook melorot, dengan persentase penurunan tertinggi dalam sehari.
Harga saham Meta turun lebih dari seperempat dari nilainya, setelah perusahaan mengumumkan laporan keuangan 2021. Zuckerberg memiliki sekitar 12,8% saham raksasa teknologi yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook ini.
Investor utamanya mencermati dua hal. Pertama, penurunan jumlah pengguna harian Facebook selama kuartal keempat tahun lalu. “Ini menandai pertama kalinya platform mengalami penurunan seperti itu,” demikian dikutip dari Forbes, Jumat (4/2).
Kedua, perusahaan mengalihkan fokus ke teknologi metaverse seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Ini untuk membangun jaringan sosial baru di sekitar gagasan dunia virtual.
Tetapi perjalanan untuk mencapai metaverse tidaklah cepat ataupun murah. Facebook menghabiskan US$ 10,1 miliar untuk rencana ini tahun lalu.
“Kami mengharapkan peningkatan yang berarti lewat pengeluaran seperti itu tahun ini,” ujar Chief Financial Officer Dave Wehner saat menyampaikan laporan pendapatan 2021 kepada analis.
Divisi metaverse yakni Realty Labs kuartal IV 2021 untuk pertama kali. Hasilnya, bisnis dunia virtual ini merugi lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp 144 triliun selama tahun lalu.
Realty Labs bertugas membangun visi CEO Meta Mark Zuckerberg untuk metaverse. Ini termasuk perangkat keras (hardware) seperti headset VR Meta Quest.
Meta mengatakan, kerugian Realty Labs pada 2021 sejalan dengan pengumuman Zuckerberg tahun lalu soal investasi di bisnis metaverse. “Kerugian operasional akan meningkat signifikan pada 2022,” kata Wehner dikutip dari CNBC Internasional, Kamis malam (3/2).
Sedangkan rincian rugi bersih divisi metaverse Realty Labs sejak 2019 sebagai berikut:
- 2019: rugi bersih US$ 4,5 miliar. Pendapatan US$ 501 juta
- 2020: rugi bersih US$6,62 miliar. Pendapatan US$ 1,14 miliar
- 2021: rugi bersih US$10,19 miliar. Pendapatan US$ 2,27 miliar
Kerugian tersebut menghambat profitabilitas Meta secara keseluruhan pada 2021. Perusahaan diperkirakan memiliki laba lebih dari US$ 56 miliar sepanjang tahun lalu, jika bukan karena Reality Labs.
Wehner menjelaskan, kerugian itu terkait biaya karyawan, penelitian dan pengembangan, dan biaya barang yang dijual total US$ 4,2 miliar.
Keuangan Reality Labs dinilai menunjukkan keunggulan Meta dalam membangun metaverse. Artinya, ada jumlah uang tidak terbatas untuk dibelanjakan pada proyek-proyek ini, tidak seperti pesaingnya Roblox atau Epic Games.
Meta juga memiliki satu dekade atau lebih untuk mengembangkan metaverse sebelum investor mulai mempertanyakan. Para eksekutif mengatakan bahwa dibutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk mewujudkan visi mereka sepenuhnya.
Meski begitu, harga saham induk Facebook itu anjlok lebih dari 20% pada penutupan perdagangan Rabu (2/2). Ini terjadi setelah raksasa teknologi tersebut mengumumkan laporan keuangan.