Induk Facebook, Meta, berencana menawarkan layanan iklan di sejumlah platform menggunakan teknologi dunia virtual alias metaverse. Pengiklan bisa bekerja sama dengan pembuat konten mengenalkan produk mereka menggunakan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
Meta menyampaikan rencana tersebut melalui pertemuan Zoom dengan agensi iklan. Meta sendiri ingin membantu pengiklan lebih memahami teknologi metaverse. Ini pertama kalinya Meta mengadakan pertemuan dengan agensi membahas metaverse.
Dalam pertemuan itu, Meta menyarankan pengiklan untuk bereksperimen dengan iklan AR, seperti filter foto dan video yang melapisi gambar digital ke dunia nyata. "Melalui iklan itu, pemilik merek dapat bermitra dengan pembuat konten pada iklan AR atau menggunakan teknologi untuk uji coba pakaian di dunia virtual," demikian dikutip dari Reuters pada akhir pekan lalu (19/2).
Namun, agensi iklan mengatakan tidak memiliki detail tentang format iklan seperti apa yang dapat dibuat dengan metaverse. Mereka juga tidak mengetahui kontrol spesifik apa yang akan ada untuk mencegah merek muncul di sebelah konten atau tindakan yang tidak sesuai di platform.
"Kami masih mencari detail tentang bagaimana efektivitas iklan di metaverse akan diukur, dan akan bertanya, apa yang saya dapatkan?" kata salah satu pelaku agensi iklan.
Induk Facebook itu memang tengah gencar menggarap setiap peluang lini bisnis metaverse. Bisnis ini merupakan jaringan sosial baru di dunia virtual.
Sebelumnya, CEO Meta Mark Zuckerberg ingin mengubah perusahaan media sosial ini menjadi ‘perusahaan metaverse’ dalam beberapa tahun ke depan. Mark menggambarkan ‘perusahaan metaverse’ sebagai internet yang memungkinkan setiap orang seolah-olah hidup di dalamnya. “Alih-alih hanya melihat konten,” kata dia dikutip dari BBC, tahun lalu (24/7/2021).
Kepada The Verge, Mark menyampaikan bahwa orang-orang tidak seharusnya hidup melalui ponsel pintar (smartphone). “Itu bukan bagaimana orang dibuat untuk berinteraksi,” katanya.
Salah satu aplikasi metaverse yang akan dikembangkan oleh Facebook yakni konser 3D atau tiga dimensi. “Anda merasa hadir dengan orang lain, seolah-olah berada di tempat lain. Memiliki pengalaman berbeda yang tidak dapat dilakukan di aplikasi atau halaman web 2D, seperti menari atau berbagai jenis olahraga,” ujarnya.
Facebook juga sedang mengerjakan platform ‘kantor tanpa batas’ melalui VR. “Alih-alih panggilan telepon, Anda akan dapat duduk sebagai hologram di sofa saya, atau sebaliknya,” kata Mark.
Meta juga gencar berinvestasi di sektor metaverse. Tahun lalu, Meta mengeluarkan dana US$ 10 miliar atau Rp 143 triliun untuk metaverse.